Mohon tunggu...
Chaerol Riezal
Chaerol Riezal Mohon Tunggu... Sejarawan - Chaerol Riezal

Lulusan Program Studi Pendidikan Sejarah (S1) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Program Studi Magister Pendidikan Sejarah (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan saat ini sedang menempuh Program Studi Doktor Pendidikan Sejarah (S3) Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang hobinya membaca, menulis, mempelajari berbagai sejarah, budaya, politik, sosial kemasyarakatan dan isu-isu terkini. Miliki blog pribadi; http://chaerolriezal.blogspot.co.id/. Bisa dihubungi lewat email: chaerolriezal@gmail.com atau sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Romantisme dan Koneksi Hebat Umar dan Dhien (Bagian Ke- 1)

22 Agustus 2017   17:55 Diperbarui: 21 September 2017   19:22 2351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: indonesiakaya.com

Di Indonesia sendiri, buku novel biografi Van Gogh (Lust for Life) yang ditulis dalam bahasa Inggris, sudah pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Serambi pada tahun 2011.

Film tentang biografi Van Gogh juga pernah diproduksi dan ditayangkan berulang kali, salah satunya ke dalam film berjudul Van Gogh: Painted With Wordspada 2010 yang dibintangi oleh Benedict Cumberbatch.

Di tahun 2017 ini, juga akan hadir film biografi Van Gogh lainnya dalam bentuk animasi. Film animasi Van Gogh itu berjudul Loving Vincent.Film ini terdiri dari 65.000 frameyang merupakan gambar lukisan minyak.

Demi merealisasikan film tersebut, 65.000 lukisan minyak sengaja dibuat beramai-ramai oleh sejumlah seniman dengan mengikuti gaya lukisan Van Gogh. Film ini dibuat sebagai persembahan para seniman untuk mendiang Vincent Willem van Gogh.

Bagi Van Gogh, lukisan adalah dunia sepanjang hidupnya, bahkan dalam mimpi sekalipun. Karena itulah, Van Gogh pernah berkata: "I dream of painting, and then I paint my dream"(Aku bermimpi melukis, lalu aku melukis mimpiku).

Tetapi, apa hubungannya cerita Van Gogh dengan Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien? Iya, memang tidak ada hubungannya. Tapi, jika Anda benar-benar menyimak jalannya cerita Van Gogh dengan cerita Umar dan Dhien, maka Anda akan menemukan satu kesamaan dari dua kisah tersebut: romantisme dan koneksi hebat dalam bentuk melanjutkan perjuangan orang yang dicintai.

Bersambung.

Solo, 21 Agustus 2017.

= = = = = =

**Penulis merupakan Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi Magister Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, asal dari Provinsi Aceh, Kabupaten Nagan Raya. Email: chaerolriezal@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun