Mohon tunggu...
Chandra Irvan Diky Simarmata
Chandra Irvan Diky Simarmata Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berusaha selalu memberi * win win solution*, Menyukai Petualangan alam, musik 80's, membaca, dan menulis berdasarkan Tiga sisi kebenaran: kebenaranmu, kebenaranku dan kebenaran yg sebenar-benarnya!

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pentingnya Sebuah Gerakan Desa Membangun Demi Peningkatan dan Pemerataan Kesejahteraan Rakyat secara Menyeluruh

30 November 2014   19:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:26 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14173266651880567313

[caption id="attachment_338773" align="aligncenter" width="275" caption="Cover Buku Revolusi Dari Desa"][/caption]

Malinau yang adalah Kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Utara patut bangga dan bersyukur dipimpin oleh seorang Bupati yang visioner yaitu Bapak DR. Yansen Tipa Padan, M.Si.

Bupati Malinau, Bapak Yansen Tipa Padan, yang menulis buku berjudul Revolusi Dari Desa; Saatnya Dalam Pembangunan Percaya Kepada Rakyat, mampu menunjukkan dan membuktikan betapa aktual dan pentingnya Gerakan Desa Membangun (Gerdema) demi mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan berkesejahteraan secara menyeluruh dan merata.

Melalui buku ini, sang Penulis ingin menunjukkan kepada pembaca betapa penting dan strategisnya kedudukan dan peran Kepala Daerah selaku pemegang komando (First Commander) bagi keberhasilan pembangunan disetiap desa yang ada diwilayahnya. Saat jurang kemiskinan semakin lebar memisahkan dan sebagian besar masyarakat dibeberapa wilayah terkhususnya desa menjadi sangat termarjinalkan, Bapak Yansen Tipa Padan berhasil membuktikan kualitasnya sebagai seorang birokrat ilmuwan sekaligus ilmuwan birokrat yang berhasil mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.

Sebuah Desa, sejatinya merupakan tempat berpusatnya berbagai kegiatan dan aktivitas seluruh elemen dan komponen masyarakat di dalam pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan umum. Disinilah pak Yansen membuktikan kualitasnya yang tanpa ragu berani menangkap Visi membangun desa dan berani juga merealisasikannya demi kesejahterakan masyarakat diwilayahnya.

Ada tiga pokok utama yang dilakukan Bupati Malinau, Bapak Yansen Tipa Padan, dalam mengerjakan visinya. Pertama dengan merumuskan sepuluh misi daerah. Misi merupakan tindakan nyata yang harus dilakukan sebagai bentuk dari kewajiban untuk mewujudkan mimpi, harapan, dan cita-cita yang tertuang dalam visi daerah (Hal 20-21).

Kedua, dengan menetapkan empat pilar pembangunan sebagai kekuatan utama yang menopang pencapaian visi dan misi daerah. Empat pilar tersebut adalah: 1) Pembangunan Infrastruktur Daerah, 2) Membangun Sumber Daya Manusia, 3) Membangun Ekonomi Daerah Melalui Sektor Ekonomi Kerakyatan, 4) Membangun Sektor Kepemerintahan. Langkah ini juga bertujuan untuk memperkuat pencapaian terwujudnya penanganan 10 isu utama pembangunan dan dimaksudkan untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi dan sinergisme kinerja dari semua lini pembangunan (Hal 23).

Kemudian yang ketiga, menetapkan tiga Komitmen untuk Pembangunan Kabupaten Malinau. Tiga komitmen tersebut adalah: 1) Mewujudkan Malinau sebagai kabupaten pariwisa ta, 2) Membangun pertanian melalui revitalisasi, 3) Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai rumah sakit rujukan. Dengan komitmen yang kuat, kita dapat menghadapi berbagai persoalan sebesar apapun, dapat lebih fokus, dan konsisten untuk merealisasikan tujuan pembangunan (Hal 34).

Selanjutnya ketiga hal yang menjadi pokok utama yang dijadikan konsep pembangunan Kabupaten Malinau tersebut dijalankan secara bersama-sama melalui sebuah program aksi yang disebut Gerdema (Gerakan Desa Membangun). Gerakan ini merupakan sinergi antara pemerintah dan rakyatnya. Melalui gerakan tersebut, jalannya pembangunan sepenuhnya dipercayakan kepada rakyat yang intinya; berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Melalui cara ini, maka rakyat juga akan dapat mengevaluasi program dan kegiatan apa saja yang telah berhasil untuk dapat dilanjutkan dan program mana yang dianggap belum berhasil, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan melalui inovasi program dan kegiatan kreatif lainnya (Hal 43).

Inilah sesungguhnya yang membedakan paradigma pembangunan Malinau dengan paradigma pembangunan kebanyakan daerah lainnya di Indonesia. GERDEMA memiliki 13 (tiga belas) nilai ideal yang harus dicapai sebagai perwujudan keberhasilannya (Halaman 136). Karena semua masalah pembangunan terletak di desa, maka fokus pembangunan harus dimulai dari desa. Dan dengan peran serta rakyat yang dikomandoi oleh pemimpinnya yang berintegritas dan pro-rakyat, tentunya akan tumbuh rasa optimisme dalam upaya pembangunan yang juga akan menunjang keberhasilan pembangunan wilayah tersebut.

Pertanyaannya, apakah isi buku ini yang merupakan hasil penelitian Bapak Yansen dapat diterapkan juga didaerah lain? Perlu dipahami, Meskipun setiap daerah memiliki keunikan dan karakterisik masing-masing dan tidak bisa digeneralisir, namun kebijakan-kebijakan yang terkandung dalam buku ini cukup relevan untuk diterapkan.

Keberhasilan yang dicapai Pak Yansen memajukan Kabupaten Malinau memang patut ditiru dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang telah disesuaikan terlebih dahulu sesuai kearifan lokal wilayah desa tersebut (Local Wisdom). Untuk mencapai keberhasilan tentu ada kuncinya. Dalam pendekatan manajemen strategi (manajemen pembangunan) yang menjadi kuncinya adalah; bahwa sebuah program akan mendapatkan hasil yang optimal dan terukur dampaknya jika didasarkan pada visi bersama (shared vision).

Seorang Pemimpin, memang tak cukup jika hanya memiliki visi (Have a Vision), namun juga perlu beraksi (Do the Action) melalui berbagai tindakan nyata yaitu kebijakan yang pro rakyat bagi wilayahnya. Visi tersebut perlu dipahami oleh segenap pemangku kepentingan (stakeholder), sehingga semua program pembangunan mempunyai irama dan arah yang sama, yaitu kesejahteraan rakyat (Hal 17). Inilah yang telah dilakukan oleh Pak Yansen. Menariknya lagi, Beliau bahkan mengatakan “Pemerintah daerah harus percaya kepada rakyatnya untuk melakukan yang terbaik untuk desanya. Jika pemerintah memberikan otonomi kepada rakyat, maka dalam waktu tertentu rakyat menjadi mandiri dan percaya diri untuk membangun desanya.” (Halaman ix).

Tak dapat dipungkiri, Banyak hal yang menarik dalam buku ini. Isinya menumbuhkan optimisme para pembacanya dan tentunya akan sangat bermanfaat bagi pembaca terkhususnya mereka yang merupakan Birokrat di pemerintahan ataupun para pemimpin yang memegang tanggung jawab sebagai kepala daerah. Dengan membaca buku ini, Para pembaca akan termotivasi dan tergugah nuraninya untuk berusaha membangun wilayahnya dengan serius.

Hebatnya lagi, Buku ini juga dapat menjadi panduan bagi semua stakeholders, terutama seluruh Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (PNS SKPD), Pemerintahan Desa (Pemerintah Desa, BPD, LPMD, Lembaga Ekonomi Desa, Lembaga Adat, PKK Desa), masyarakat, para wiraswasta, dan para pemangku kepentingan lainnya bahkan berbagai pihak yang ingin memahami dan belajar tentang bagaimana membangun desa secara tepat.

Keunggulan utama buku ini sebenarnya adalah sebuah tulisan yang telah menjadi kenyataan dan telah diaplikasikan terlebih dahulu dan mencapai keberhasilan.Penulis Buku Revolusi dari Desa ini, telah membuktikan secara langsung bahwa pembangunan berbasis pedesaan merupakan jalan keluar terbaik untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Karena itu, keberhasilan ini sejatinya wajib dicontoh dan sangat tepat sebagai bahan masukan maupun referensi bagi kepala daerah lain dalam upaya membangun wilayahnya yang masyarakatnya belum sejahtera.

Ada hal yang perlu dipahami oleh Kepala Daerah bahwa Pemerataan pembangunan melalui pendekatan topdown memang aktual dan perlu untuk terus diupayakan dengan tujuan agar keberhasilan pembangunan dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Harapannya jurang kemiskinan dapat dikikis atau bahkan dapat diwujudkan masyarakat sejahtera secara keseluruhan dan merata (welfare state) (Hal 10).

Pada akhirnya, Ditengah defisit pemimpin yang berkualitas, Indonesia patut bersyukur memiliki satu lagi pemimpin yang bermutu dan pro rakyat. Buku berjudul Revolusi dari Desa ini sangat layak dibaca, apalagi Gagasan dan pemikiran yang dibagikan oleh Bapak Yansen melalui buku ini sangatlah aktual ditengah masih banyaknya wilayah yang masih tertinggal.

Harapannya kelak, Semoga akan muncul pemimpin berkualitas lain yang mampu menunjukkan keberhasilannya dalam membangun wilayah terkhususnya desa-desa yang akan menjadi sumber kesejahteraan masyarakat. Dan sebagai contoh nyata (konkret) kita dapat melihat dan belajar dari keberhasilan Bapak Yansen Merevolusi Desa sebagai upaya meraih keadilan dan kesejahteraan rakyat Kabupaten Malinau.

Oleh: Chandra Irvan Diky Simarmata

♦ Judul Buku: Revolusi dari Desa; Saatnya Dalam Pembangunan Percaya Kepada Rakyat

♦ Penulis: DR. Yansen TP., M.Si.

♦ Penerbit: Elex Media Komputindo

♦ Cetakan: Oktober 2014

♦ Editor: Dodi Mawardi

♦ Tebal: xxviii + 180 Halaman + 14 Potret

♦ ISBN: 978-602-02-5099-1

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun