Mohon tunggu...
Panca
Panca Mohon Tunggu... Lainnya - Selenophile

Hello

Selanjutnya

Tutup

Puisi

For My Beloved Single Mother

22 Februari 2021   02:30 Diperbarui: 22 Februari 2021   02:57 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada satu-satunya puisi yang aku miliki.             

Yang menggoyangkan ayunan,             

yang mengajari menapak jalan,             

yang menawarkan hangatnya pelukan, 

kemudian, 

yang berjaga dari subuh pagi hingga petang melawan. 

Sendirian. 

Tertambat masa lalu: 

yang saat ini masih seringkali menyerang, pada dini hari menjelang 

yang sunyi,gelap, tanpa penerangan, hanya ditemani cahaya rembulan. 

Betapapun,            

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun