Guruku
 dimasa kecil dulu,
 Dia tak pandai meramu kata apik,
 tetapi perkataannya mengandung budi pekerti baik.
 Dia,
 Bukan seperti pahlawan:
 Yang kobarkan semangat pemuda
 Untuk pertahankan kesatuan.
 Bukan pula mereka,
 Yang terjun langsung ke medan juang:
 pertempuran.
 Pun bukan yang mengayunkan senjata
 bertombak panjang.
 Dia,
 Yang dimasa lalu
 pengganti peran Mama disekolah.
 Tak pernah marah
 Dengan segala kekurangan,
 Sebagai manusia
 Yang tak luput dari dosa,
Â
 Namun,
 Harapan besarnya hanya satu,
 memajukan bangsa.
 Guna mencerdaskan melalui ilmu yang nyata,
 untuk menghadapi dunia,
 yang semakin-lama semakin kejam otaknya.
 Meski, visinya sudah buram
 berbekal kaca tebal membingkai netranya,
 Dia awas pada anak didiknya.
Â
Kini,
 Dia yang telah senja
 dimakan usia tua
 tiada.
Djambi
October 29th, 2020