Mohon tunggu...
ATIKAH
ATIKAH Mohon Tunggu... GURU

Seorang Guru yang senang berpetualang dan membagikannya ke dalam sebuah tulisan. kegabutan sehari-hari menjadi remot worker sambil menikmati secangkir kopi pahit.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Punk Identik dengan Kritisi dan Perlawanan, Apakah itu Salah?

25 Februari 2025   09:32 Diperbarui: 25 Februari 2025   09:32 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Band Sukatani. Sumber:Doc.IG.Sukatani

"Ketika Kritik Dianggap Tak Asik!"

    Musik punk bukan hanya sekedar musik. Akan tetapi, music punk merupakan salah satu genre yang identik dengan sikap kritis dan perlawanan terhadap ketidak puasan tentang sosial, politik dan pemerintahan.

    Musik punk juga merupakan sarana untuk menyuarakan terhadap ketidak adilan, penindasan, dan kegagalan sistem pemerintahan. Sebagai genre yang penuh dengan energi, ketegasan, dan lirik yang tajam, punk musik menggambarkan perlawanan terhadap otoritas yang dianggap mengekang kebebasan individu.

            Punk menjadi bentuk perlawanan yang kuat, dengan menciptakan musik yang sederhana, cepat, dan keras, serta lirik yang secara langsung mengkritik kekuasaan dan ketidakadilan.

            Band-band punk sering kali menulis lagu-lagu yang langsung mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap pemerintahan yang tidak responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Lirik mereka sering kali menggambarkan kemarahan terhadap korupsi pemerintah, kesenjangan sosial, dan kebijakan yang merugikan rakyat.

            Contoh nyata yang sedang viral baru-baru ini lagu "Bayar, Bayar,Bayar", dari Grup Band Sukatani yang dianggap lagunya menyinggung institusi polri. Nama Band Sukatani semakin menjadi tranding topik usai meminta maaf atas kasus lagunya yang berjudul "Bayar, Bayar, Bayar", itu ditarik dari peredaran. Bagaimana tanggapan sahabat kompasiana terkait permasalahan tersebut?.

            Contoh nyata terkait kritikan ketidak puasan terhadap pelayanan sebuah institusi tidak hanya terjadi di Indonesia. Kita juga bisa temukan dalam lagu-lagu seperti "Holiday in Cambodia" dari Dead Kennedys, yang mengkritik kekejaman pemerintah Khmer Merah di Kamboja, serta "God Save the Queen" oleh Sex Pistols, yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap monarki Inggris pada saat itu. Lirik-lirik seperti ini bukan hanya kritik terhadap tindakan pemerintah, tetapi juga simbol dari penolakan terhadap sistem yang dianggap tidak adil.

            Polemik lagu "Bayar, Bayar, Bayar" Band Sukatani apakah menjadi akhir pembungkaman kritik terhadap polisi?. Sayangnya belum usai #KaburAjaDulu sekarang sudah ditambah dengan #KamiBersamaSukatani. Sejatinya pasti kita semua paham betul bahwa lagu tersebut tertuju pada oknum-oknum polisi. Namun, sayangnya menyeret sebuah Intansi yang berakhir dengan sebuah permintaan maaf.

            Musik punk selalu menjadi suara lantang dari mereka yang menuntut perubahan. Dalam hal ini, punk bukan hanya tentang musik keras atau gaya hidup tertentu, tetapi lebih kepada perjuangan untuk keadilan sosial dan ketidakpuasan terhadap kegagalan pemerintah dalam melayani rakyat. Melalui lirik yang tajam dan kritis, serta semangat anti-otoritarian yang mendalam, musik punk terus menjadi alat perlawanan bagi mereka yang ingin memperjuangkan kebebasan, hak asasi manusia, dan perubahan sosial yang lebih baik.

     Punk mengingatkan kita bahwa musik bisa lebih dari sekadar hiburan; ia bisa menjadi bentuk perlawanan yang memberi suara kepada mereka yang terpinggirkan oleh sistem yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun