Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Analis aktuaria - narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan / Email: cevan7005@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerukunan Beragama di Media Sosial

26 Agustus 2016   15:39 Diperbarui: 26 Agustus 2016   15:43 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah negara dengan keberagaman yang kompleks di mana teerdapat banyak suku, agama, ras, dan golongan di antara masyarakat negeri ini. Setiap kelompok memiliki karakteristik dan kebiasaan masing-masing yang bersifat unik.

Agama adalah salah satu di dalamnya. Setiap agama memiliki karakteristik cara beribadah masing-masing dan pandangan masing-masing terhadap suatu hal di mana tak selamanya bisa disamakan satu dengan yang lain. Perbedaan yang muncul terkadang bisa menimbulkan konflik dalam kehidupan para penganutnya, termasuk pula di media sosial yang hari ini penggunaannya sangat aktif dan meluas.

Agama menjadi suatu hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan. Meskipun hal yang dihadapi boleh dibilang sepele, konflik yang ditimbulkan bisa sangat kompleks dan melibatkan banyak orang di dalamnya. Maklum, perputaran informasi di media sosial sangat cepat dan celotehan satu orang bisa dibaca oleh semua orang.

Mewujudkan dan menjaga kerukunan beragama di media sosial sangat penting untuk terus dilakukan secara kontinu. Kita harus menyadari dan menghargai bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk beragama dan beribadah sesuai agamanya masing-masing. Di dalam kebebasan tersebut, individu juga memiliki kewajiban untuk menjaga kebebasan orang lain.

Tidak melakukan diskriminasi terhadap penganut agama lain

Media sosial memberikan kebebasan kepada para penggunanya untuk berpendapat selama tidak melanggar ketentuan yang ada. Hak tersebut harus kita hargai dan kita tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap penganut agama lain meskipun pendapat mereka berbeda dengan kita. Begitu pula dalam berteman dan membentuk grup di media sosial, kita tidak boleh membedakan mereka. Ingat, negara kita adalah negara Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun berbeda-beda, kita tetap harus bersatu!

Memberikan ucapan selamat kepada penganut agama lain ketika hari raya

Setiap agama memiliki hari raya masing-masing dan hendaknya di hari itu kita memberikan ucapan selamat kepada mereka. Selain itu, ketika penganut agama lain memberikan ucapan selamat kepada kita, hendaknya kita mengucapkan terima kasih.

Tidak menunjukkan diri sebagai kelompok superior dan/atau tidak merendahkan penganut agama lain sebagai kelompok inferior

Apa pun alasannya, tidak dibenarkan seseorang menganggap agamanya lebih superior dari agama lain (bersikap fanatik) atau suatu agama lebih inferior dari agama lain terlebih lagi mengungkapkannya di media sosial. Selain melecehkan agama dan menimbulkan konflik, sebenarnya tidak ada agama yang lebih superior atau inferior. Semua agama adalah setara dan sama-sama beribadah kepada Tuhan sesuai sila pertama Pancasila yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Tidak membandingkan agama yang satu dengan agama yang lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun