Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Analis aktuaria - narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan / Email: cevan7005@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Balada Harga BBM Membara dan Solusi Jitu agar Tak Timbul Derita

18 Juni 2022   22:21 Diperbarui: 22 Juni 2022   03:30 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cara mencari SPBU Pertamina terdekat lewat HP dengan mudah dan praktis. (My Pertamina via kompas.com)

Harga BBM yang tak kunjung turun secara global berimbas ke Tanah Air. Setelah sebelumnya Pertamax mengalami kenaikan harga, kini Pemerintah berpikir keras untuk menahan harga Pertalite dan biosolar tanpa membuat anggaran subsidi jebol. 

Rencana kebijakan itu ada ketika masukan eksternal juga ada untuk merumuskan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah ini. Apakah akhirnya berhasil menghapus atau paling tidak mengurangi derita, atau malah derita yang timbul sama saja?

Bisa dibayangkan jika kita hidup tanpa BBM bersubsidi, harga kebutuhan sehari-hari bisa terus meningkat dengan fluktuasi dari hari ke hari. 

Ditambah lagi dengan ketersediaan transportasi publik yang kurang memadai antara minimnya ketersediaan kapasitas dan rute terhadap kebutuhan masyarakat, jadinya penggunaan sepeda motor dan mobil pribadi masih sangat dibutuhkan untuk beraktivitas sehari-hari. 

Adanya fasilitas kredit dengan uang muka dan cicilan yang terjangkau, serta sempat juga terdapat kemudahan untuk memiliki karena pandemi COVID-19, membuat kendaraan pribadi begitu mudah melenggang di jalan dan tentunya menimbulkan kemacetan, belum lagi juga menambah beban Pemerintah untuk menyubsidi BBM.

Membatasi kendaraan pribadi yang boleh membeli BBM bersubsidi

Kendaraan mewah membeli BBM bersubsidi, ini masalah yang membuat subsidi membengkak ketika dana tidak tepat sasaran. 

Meskipun seharusnya orang yang mampu membeli juga akan menyayanginya, faktanya memang ada saja hal ini terjadi dan sudah sepantasnya mereka juga tidak membeli BBM bersubsidi agar mesin diberi "minum" sesuai seharusnya dan tidak mudah rusak. Masalah muncul terkait kriteria kendaraan mewah itu seperti apa dan mengacu ke mana.

Jika menengok aturan terkini tentang pengenaan pajak kendaraan mewah, ini akan mengacu ke mobil listrik, mobil angkutan orang berkapasitas sampai 15 orang dan mobil kabin ganda dengan kapasitas mesin di atas 3000 cc, motor dengan kapasitas mesin di atas 250 cc, caravan, mobil golf, dan mobil khusus untuk melaju di pantai, gunung, atah salju. 

Permasalahannya adalah, dengan kemajuan teknologi modern, kini banyak mobil kelas menengah-atas dengan teknologi turbocharger atau hibrida sehingga kapasitas mesin yang dibutuhkan untuk mencurahkan tenaga tertentu bisa berkurang. 

Akan tetapi, jika kita merujuk ke publikasi salah satu usulan di beberapa media massa bahwa mobil pribadi yang layak mendapatkan subsidi BBM adalah mobil yang diproduksi sebelum tahun tertentu, kriteria ini juga agak menyedihkan menurut saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun