Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Analis aktuaria - narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan / Email: cevan7005@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bijak Bermedsos dengan Penuh Kemanusiaan, Wujudkan Kerukunan dan Lawan Hoaks

11 Juli 2018   21:32 Diperbarui: 11 Juli 2018   23:59 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, kita harus memastikan informasi tersebut memenuhi kriteria sebagai fakta dan memiliki data yang akurat, bukan bersifat opini dan karangan belaka. Ketiga, kita harus mengecek apakah informasi ini benar dengan melihat sumber lain dan membandingkan informasi yang ada di sana terhadap informasi yang kita terima. 

Keempat, kita harus memastikan bahwa jika informasi yang kita terima memenuhi tiga kriteria sebelumnya dan penting untuk disebar, pastikan tulis sumbernya dan jangan menambahkan atau mengurangi konten yang ada. 

Kelima, jika kita menemukan konten tersebut adalah hoaks, kita tidak boleh menyebarkannya sebagai berita, tetapi memberitahukan bahwa informasi tersebut tidak benar sebagai klarifikasi di masyarakat dan melaporkannya kepada pihak terkait. Keenam, kita harus memahami konsekuensi jika mengabaikannya dan tetap menyebarkan berita hoaks. 

Kita telah membiarkan kebohongan merajalela, bisa jadi sedang menghancurkan kehidupan orang lain, dan melakukan pelanggaran hukum. Pendidikan seperti ini pernah saya terima di pelajaran Bahasa Indonesia semasa SMP dan SMA, tetapi bagaimana dengan mereka yang hanya tamatan SD atau bahkan tidak pernah bersekolah? 

Bila saya menjadi Menag, saya akan bekerja sama dengan Kemendagri dan Kemensos untuk meminta bantuan tokoh masyarakat di setiap daerah untuk memberikan pendidikan literasi media ini kepada warganya. Melakukannya tentu tidak sulit dan waktunya pun tidak lama, terlebih lagi kecepatan internet dan tarifnya di Indonesia saat ini sudah tergolong cukup baik.

Rehabilitasi pelaku dan korban

Dua sisi lain yang harus diperhatikan adalah korban hoaks dan pelaku hoaks yang telah menerima penindakan hukum. Pertama, korban hoaks perlu menjalani pemulihan kondisi psikologis dan saya akan meminta bantuan psikolog serta pemuka agama untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik sampai trauma yang dimiliki oleh korban hilang. 

Pada intinya, korban harus bisa memaafkan pelaku, menerima kenyataan yang ada, membuang rasa trauma dalam dirinya, dan memiliki semangat baru untuk melanjutkan hidup. 

Nama baiknya pun perlu direhabilitasi oleh tokoh setempat sehingga masyarakat dapat menerimanya dan memandangnya dengan benar. Kedua, pelaku hoaks juga perlu menjalani pemulihan kondisi psikologis bersama psikolog dan pemuka agama. 

Mereka perlu menyadari kesalahan mereka dan dampaknya kepada korban, memaafkan dirinya sendiri dan mau bertobat, mampu mengendalikan diri dan menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat, serta bertekad untuk menggunakan sisa hidupnya dengan lebih baik, bijaksana, dan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun sesamanya di masyarakat. 

Untuk mewujudkan hal ini, saya sebagai Menag (andaikan) perlu bekerja sama dengan organisasi keagamaan di Indonesia dan juga Kemenkumham dalam menyediakan tenaga yang berkompeten dan menyusun teknis pelaksanaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun