Mohon tunggu...
Meta Maftuhah
Meta Maftuhah Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan UMKM dan survey sosial ekonomi yang senang menulis blog.

Visit my blog : http://www.ceumeta.com Contact : meta.maftuhah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Go-Food Menjadi Comblang UMKM dan Konsumen

3 Juni 2018   20:47 Diperbarui: 3 Juni 2018   20:56 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Model bisnis era digital saat ini memang unik. Interaksi antara konsumen dengan produsen tidak hanya secara langsung, tetapi juga dipengaruhi oleh manfaat yang akan diperoleh. "Bisnis saat ini tujuannya menyelesaikan masalah." Sehingga, boleh jadi dengan adanya jasa pengantaran makanan, ada beberapa masalah konsumen yang dapat diselesaikan, diantarayan : 1. Mendapat makanan yang diinginkan secara cepat, 2. Mendapat makanan tanpa harus ke luar rumah, 3. 

Mendapat nilai ekonomi lebih, contohnya promo antar. Ketiga hal ini yang menurut Uni Fismel menjadi persaingan antar perusahaan jasa transportasi. Seperti pekan ini, Go-Food mengadakan layanan promo antar. Untuk konsumen yang menggunakan Go-Pay, maka akan mendapatkan ongkos pengantaran yang lebih murah. 

Tentunya supaya lebih ekonomis, maka konsumen umumnya memesan dalam jumlah besar. "Driver Go-Jek itu sekali belanja banyak bu, bisa sampai sepuluh porsi. Ya, kan jatuhnya supaya lebih murah. Kalau konsumen hanya pesan satu porsi, mahal di ongkos." Pantas, setiap kumpul dengan teman-temannya di rumah, keponakan saya tidak khawatir kalau ibunya tidak masak. "Go-Food saja lah. Di sini, sudah banyak kok tempat makan yang bisa layanan Go-Food".  

Bahkan di tempat Uni Fismel di Jalan Kliningan, ada lebih dari 10 tempat penjualan makanan yang sudah bekerjasama dengan Go-Food. Pantas, driver pada kumpul di sana pas jam makan siang. Andai yang menghubungi dari satu kantor, tidak perlu jauh-jauh tinggal mengarahkan konsumen, menu apa saja yang tersedia di situ. Apalagi kalau konsumennya pakai Go-Pay, tidak akan ada driver yang terkena masalah karena order fiktif. Seperti kasus tempo hari saat saya ada di tempat Uni Fismel. Seorang driver terkena order fiktif, yang kasihannya, tempat pemesan cukup jauh, lebih dari 10 km dalam kondisi daerah yang macet.

Manfaat Go Food Untuk Siapa?

"Uni omzetnya naik 200 % sejak bergabung di Go-Food. Kalau dulu hanya orang-orang dekat sini yang beli. Sekarang uni punya pelanggan dari daerah Dago. Malah kemarin ada yang beli dari Setiabudhi." Sejak bergabung dengan Go-Food, Uni Fismel dikenal tidak hanya oleh warga Bandung yang tinggal di seputaran Buah Batu, tetapi hingga ke seputaran Bandung.  Jarak Buah Batu- Dago, lebih dari 10 km, belum lagi kalau lalu lintas padat.  "Biasa yang ambil driver baru yang belum hapal Bandung. Kasihan sih, jauh ya ke Dago." cerita Uni dengan semangat.

Berbeda lagi cerita konsumen. Go-Food memudahkan konsumen untuk membeli makanan, tanpa antri, kena macet, ataupun salah pilih. Informasi yang disampaikan di laman Go-Food cukup lengkap. Mulai dari nama tempat, jenis makanan, lokasi, ukuran dan harga. Konsumen tinggal memilih makanan yang ingin dibeli sesuai budget dan selera. Apakah mau lokasi dekat tempat tinggal supaya cepat dan ongkos antar ringan, atau menu yang sedang hits.  Pembayaran pun dapat dilakukan melalui go pay maupun secara tunai.

Untuk memesan makanan di layanan Go-Food tidaklah sulit. Kamu tinggal masuk ke aplikasi Go-Jek dan memilih layanan Go-Food. Kemudian pilih tempat makan yang ingin dituju, dilanjutkan dengan memilih makanan yang sudah dipesan beserta jumlahnya. Setelah tahapan ini selesai, lalu bayar seharga makanan dan besaran ongkos kirim.  Selanjutnya kamu akan terhubung dengan pengemudi ojeg online.

Nah, buat kamu yang punya usaha kuliner, dan ingin bergabung dengan Go-Food juga tidak sulit. Kamu tinggal mendaftarkan nama tempat usaha dengan sebelumnya menyiapkan beberapa data, diantaranya data pribadi dan data usaha, dengan dilengkapi no KTP, NPWP, serta halaman pertama buku rekening. Jangan lupa menyediakan foto terbaik dari produk yang kamu punya untuk diupload di aplikasi. Layanan Go-Food ini menurut info sudah bermitra dengan 125.000 resto di seluruh Indonesia. 

Cukup banyak juga ya. Terlepas dari beberapa cerita "kurang enak" dari layanan ini, secara umum, baik konsumen maupun pengusaha kuliner secara terbantu. Bagi pengusaha kuliner, melalui aplikasi Go-Food, menjadi sarana promosi yang efektif. Setiap merchant yang sudah bekerjasama akan terpampang datanya dalam aplikasi. Jika merchant tadi terhubung dengan Google Bisnis atau mendapat review dari konsumen dengan baik, akan menjadi nilai tambah dan lebih menarik konsumen. Inilah model bisnis di era digital, dimana konsumen berhak untuk memberikan penilaian sesuai dengan selera. Toh, karena penilaian baik adalah gabungan dari rasa, pelayanan dan harga.

Tentunya konsumen ingin mendapat makanan yang enak, pelayanan baik, serta ketepatan waktu. Tinggal penyedia jasa, yaitu produsen dan layanan Go-Food melalui driver sebagai ujung tombak dapat memenuhinya. Walau tidak menutup mata, ada saja konsumen yang memang ternyata punya niatan tidak baik. Jadi, bagi pengusaha kuliner, mau pilih bergabung dengan Go-Food atau tidak itu adalah pilihan. Yang jelas, kembali bahwa era digital tidak bisa ditinggal. Karena, kembali konsumen adalah raja, yang ingin mendapat pelayanan terbaik dari semua uang yang dibayarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun