Sepanjang 3 tahun pemerintahan Jokowi, ujaran kebencian dan hinaan dengan dalih "kritik" terus dilancarkan oleh mereka yang tak suka dengan keberhasilan yang dicapai pemerintah. Biasanya mereka yang secara politik berada di luar pemerintahan saat ini.
Kritik sebenarnya sangat baik dalam dialektika perdebatan pemikiran. Hal itu berguna untuk mengoreksi kekurangan dan kesalahan. Sehingga denan itu bisa lebih baik lagi ke depannya. Tapi kritik seperti itu harus memiliki dasar dan bukti yang kuat. Tujuan dari kritik adalah untuk membangun, bukan untuk menghancurkan. Dengan begitu, kritik tidak sama dengan ujaran kebencian dan hinaan.
Banyak yang sering melontarkan kritik, tapi tidak dengan semangat dan tujuan di atas. Seperti yang sering dilakukan oleh Ferdinand Hutahean melalui tulisan-tulisan singkatnya. Tulisan kritik Ferdinand sebenarnya secara kualitas lebih dekat sebagai ujaran kebencian saja. Bukan kritik yang berkualitas.
Sebagian besar tulisan Ferdinand tidak dilandasi oleh data dan bukti yang kuat. Argumennya juga lebih bersifat pandangan subyektif dirinya saja yang sebagian besar dilandasi oleh kebencian. Tulisan kritiknya belum layak dimasukan dalam kritik yang cerdas dan berkualitas.
Kita tentu paham mengapa Ferdinand bersikap seperti itu. Kritiknya lebih bersifat sebagai ujaran kebencian karena faktor politik. Pada tahun 2014 kemarin, Ferdinand adalah pendukung Jokowi. Ia bergabung dengan BARA JP, salah satu tim relawan pemenangan Jokowi.
Tetapi memang orang berpolitik akan memiliki banyak kepentingan. Tak semuanya tulus. Di BARA JP, Ferdinand tidak mendapatkan kue kemenangan Jokowi. Bahkan ia justru terlibat dalam hutang di grup relawan tersebut. Karena itu, Ferdinand kemudian menjadi sakit hati dengan Jokowi dan kekuatan penyokongnya.
Oleh karena itu, ia kemudian loncat ke partai Demokrat. Saat ini Ferdinand adalah Koordinator RAR (Rumah Amanah Rakyat). Itu adalah wadah dan media yang menyuarakan kepentingan politik Cikeas. Salah satu tujuan dari RAR adalah menurunkan elektabilitas Jokowi hingga 2019 dengan memainkan berbagai isu politik.
Ferdinand saat ini memang menjadi bagian dari politik Cikeas. Ia dekat dengan berbagai tokoh dari Partai Demokrat antara lain, Ichsanudin Noorsy, Joko Santoso, Alex Asmusubrata, dan lainnya.
Melihat faktor latar belakang tersebut, kita kemudian dapat memahami apa kepentingan dan motif dari segala  tulisan ujaran kebencian Ferdinand Hutahean pada Jokowi dan pemerintahannya. Hingga 2019 nanti, dapat dipastikan Ferdinand Hutahean akan terus menyerang Jokowi. karena Ia adalah politisi corong.