SEKTARIANISME SUNNI MALIKI DI TUNISIA.Apa yang paling menarik dari negara Tunisia, selain kebun kurmanya, Â Tunisia memiliki banyak daya tarik selain kebun kurmanya!
Kota Kuno Kartago merupakan jejsk Romawi yang menyisakan Reruntuhan kota bersejarah yang pernah menjadi pusat kekuatan Fenisia dan Romawi.  Amfiteater El Djem.  Salah satu colosseum terbesar di dunia, mirip dengan yang ada di Roma. Selain itu tentunya padang pasir onta dan kurma. Selain peninggalan sejarah negara Tunisia merupakan penganut Islam Sunni bermahzab Maliki, yang terkenal dengan pemahaman  yang progresif, meskipun juga mereka dipengaruhi budaya Afrika Utara.
Sektarianisme di Tunisia memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain di Timur Tengah lainnya termasuk Indonesia meskipun sesama sunni. Tunisia secara historis didominasi oleh mazhab Sunni Maliki , yang menjadi dasar hukum Islam di negara ini. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengalami ketegangan sektarian yang lebih tajam, Tunisia relatif lebih stabil dalam hal hubungan antar kelompok Islam
Mazhab Maliki sebagai arus utama di  Tunisia,  secara tradisional mengikuti mazhab  imam Malik dalam fikih, yang berakar kuat dalam sejarah Islam di Afrika Utara.
Â
Tidak seperti negara-negara lain di Timur Tengah yang mengalami ketegangan antara Sunni dan Syiah, Tunisia lebih dikenal dengan pendekatan inklusif dan moderat dalam Islam. Setelah  peristiwa Arab Spring, Tunisia menjadi salah satu negara yang berhasil mempertahankan sistem demokrasi, yang membantu mengurangi ketegangan sektarian. Masjid Zaytunah dan lembaga keagamaan lainnya memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan harmoni antar kelompok Islam.  Sektarianisme di Tunisia lebih banyak dipengaruhi oleh politik daripada perbedaan mazhab.  Meskipun Tunisia relatif stabil, ada tantangan dalam menghadapi kelompok ekstremis yang mencoba memanfaatkan perbedaan sektarian untuk kepentingan politik.
Banyak kalangan beranggapan islam di Tunisia lebih progresif dan cenderung sekuler, karena alasan
Modernisasi hukum Islam, Â Tunisia telah melakukan reformasi hukum yang lebih sekuler, yang terkadang menimbulkan perdebatan di kalangan ulama Maliki
Secara keseluruhan, Tunisia tetap menjadi contoh negara dengan mazhab Sunni Maliki yang moderat, dengan tingkat sektarianisme yang lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.
MAHZAB MALIKI TUNISIA
Berbeda dengan Indonesia meskipun sesama sunni, Tunisia bermahzab Maliki.
Mazhab Maliki adalah salah satu dari empat mazhab fikih dalam Islam Sunni dan menjadi mazhab dominan di Tunisia serta sebagian besar wilayah Afrika Utara
Bagi pembelajar Tarikh Islam seperti saya menjadi menarik untuk memahami mahzab Imam Malik ini, mengingat Indonesia bermahzab Sunni Syafiiyah.  Mazhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas, seorang ahli hadis dan fikih dari Madinah, yang menyusun kitab terkenal Al-Muwatta’ sebagai pedoman hukum Islam
 Mazhab Maliki mulai berkembang di Tunisia berkat peran Imam Sahnun, seorang ulama besar yang membawa ajaran Imam Malik ke wilayah ini.  Ia belajar langsung dari murid-murid Imam Malik dan menyebarkan fikih Maliki di Kairouan, yang menjadi pusat keilmuan Islam di Tunisia
 Mazhab Maliki memiliki pendekatan unik dalam hukum Islam, seperti:  Mengutamakan amal ahli Madinah sebagai sumber hukum utama.  Menggunakan mashlahat mursalah (kemaslahatan umum) dalam penetapan hukum.  Makanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi digital lebih mudah diterima di sini, terutama dalam fiqih muammalah dan maqasid syariah.
ISLAM PROGRESIF
Mazhab Sunni Maliki di Tunisia sering dianggap sebagai bentuk Islam yang liberal, modern, dan sekuler karena beberapa faktor historis dan sosial yang membentuk karakter Islam di negara tersebut.
Setelah kemerdekaan pada tahun 1956, Presiden Habib Bourguiba menerapkan kebijakan sekuler, termasuk pembatasan peran agama dalam pemerintahan dan reformasi hukum keluarga** yang lebih modern