Mohon tunggu...
Saifullah S (Pilo Poly)
Saifullah S (Pilo Poly) Mohon Tunggu... Pengelola @Puisi_Kompas dan puisikompas.wordpress.com -

Pengelola @Puisi_Kompas | Magang di @tempodotco | Mengabdi di PepNews.com | He who has a why believe for can bear whith almost any how: Nietzsche

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

La Borde Akui Sarjana Muslim yang Bawa Musik ke Eropa

19 November 2017   00:31 Diperbarui: 19 November 2017   00:32 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmuwan dan Komponis Prancis, Jean Benjamin de La Borde dalam bukunya Essai sur la Musique Ancienne et Moderne (1780) menulis fakta yang berabad-abad lamanya tak diketahui oleh kebanyakan ummat Islam. Dalam buku tersebut, La Borde menunjukkan sebuah fakta penting terkait tangga nada yang kemudian menjadi dasar dari notasi musik yang saat ini terus mengalami perkembangan.

La Borde menjelaskan, notasi terdiri dari silabels (solmisasi) dalam bahasa Arab yaitu Mi Fa Shad La Sin Dal Ra. Namun, notasi tersebut kemudian oleh seorang ilmuwan Eropa diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan diakui sebagai himne St. John. Padahal, La Borde mengatakan sebenarnya notasi tersebut diciptakan oleh sarjana Muslim.

Setelah Mi Fa Shad La Sin Dal Ra diubah ke dalam bahasa Latin, notasi musik tersebut digunakan pertama kali oleh seorang pemusik Italia, Guido Arezzo (995-1050) yang terkenal dengan teori Guido's Hand-nya. Bahkan, dalam sebuah program British Channel 4 pada saat menayangkan sejarah musik mengatakan Guido adalah pencipta sistem solmasi tanpa memberi keterangan dan fakta bahwa tangga nada itu adalah temuan Ilmuwan Muslim.

Saat itu La Borde tidak sendirian. Seorang Komposer Eropa lainnya, Guillaume-Andr Villoteau (1759-1839) misalnya, setuju dengan pendapat yang diutarakan La Borde dengan mengakui bahwa solmisasi memang benar tangga nada yang diciptakan orang-orang Islam jauh sebelum Eropa gegap gempita dengan musik.

Disebutkan, La Borde telah melakukan penelitian berulang kali terhadap tangga nada berabjad Arab tersebut dengan membanding-bandingkan notasi yang dipakai Goido's Hand dengan notasi para sarjana Muslim yang akhirnya membawanya pada satu kesimpulan bahwa, Guido's Handnya Italia tak lebih daripada sebuah contekan yang diambil Guido dari sistem notasi sarjana Muslim. "Secara fisik, tampilan solmisasi berabjad Arab itu berfungsi sebagai model yang ditiru oleh Guido Arezzo," tulis La Borde.

Tak sampai di situ, La Borde kemudian didesak oleh keinginan kuatnya untuk mendapatkan kebenaran merancang sebuah monograf. Dengan monograf tersebut pula, ia menampikan perbandingan kritis model solmasi yang dibawa ilmuwan Muslim dengan solmasi yang diciptakan Guido. Hasilnya, lagi-lagi membuat La Borde mengakui bahwa ilmuwan Muslimlah yang memperkenalkan musik ke tanah Eropa dan dinikmati hingga hari ini.

Notasi Arab

Notasi Arab sebenarnya sudah ada sejak abad kesembilan. Pada saat itu, ahli-ahli musik Muslim seperti Yunus Alkatib (765) dan Al-Khalil (791) adalah dua orang yang dianggap berjasa sebagai peletak dasar sistem persajakan dan leksikografi Arab dan diikuti pula oleh Al-Ma'un (wafat 833) dan Ishaq Al-Mausili (wafat 850). Mereka adalah dua orang yang juga memperkenalkan sistem notasi bermusik dalam bukunya yang terkenal di Barat, yakni Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songsselain Kitab Al-Mausiqul Kabir-nya Ibn Al-Farabi (872-950).

Dalam perjalanannya, temuan dua sistem musik itu (Al-Ma'mun dan Al-Mausili) kemudian dikembangkan kembali oleh Abu Yusuf bin Ishaq Al-Kindi (801-874), Yahya ibn Ali ibn Yahya (wafat 1048), Ahmad Ibn Muhammad As-Sarakhsi (wafat1286), Mansur Ibn Talha bin Tahir, Thabit ibn Qurra (wafat 1288), dan ilmuwan Muslim lainnya.

Sebelum wafat pada tahun 1151, dua ahli musik barat, Dominicus Gundissalinus bersama The Count Souabe Hermanus Reichenau juga meneliti dan mengembangkan temuan sarjana Muslim itu seperti temuan Al-Kindi, orang yang disebut-sebut sebagai Filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam.

Mereka juga mendalami tiori-tiori musik yang diciptakan Ibnu Sina dan Ibnu Rushd, yang akhirnya membawa pengaruh besar terhadap laju perkembangan musik di Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun