Mohon tunggu...
Humaniora

Pembelajaran Eksperimen Memotivasi Siswa Lebih Dahsyat

24 Januari 2017   09:59 Diperbarui: 24 Januari 2017   10:20 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran Eksperimen Memotivasi Siswa Lebih Dahsyat

Semua hal yang ada di hadapan kita dapat menjadi media pembelajaran bagi siswa. Melalui media yang nyata, semua siswa akan tertarik untuk berpikir membuat konsep, bertindak melakukan karya kreatif, dan bekerja sama antarsiswa dalam menggunakan media pembelajarannya secara cermat, sehingga menghasilkan karya yang dapat berguna bagi dirinya, teman-temannya, dan lingkungan sekitarnya.

Ketertarikan siswa dalam pembelajaran menggunakan media yaitu dengan melakukan percobaan yang bersistem dan berencana untuk membuat karya nyata yang dapat dilihat, diraba, dan hasilnya dapat dinikmati oleh siswa sendiri atau orang lain yang mendapat kesempatan untuk memanfaatkan hasil karya siswa tersebut.

Proses pembelajaran di atas dapat menggunakan metode eksperimen. Metode ini adalah suatu cara mengatur pembelajaran dengan melibatkan siswa untuk melakukan aktivitas percobaan dengan tujuan agar siswa dapat mengalami dan membuktikannya sendiri tentang sesuatu yang sedang dipelajarinya. Melalui metode ini akan membuat siswa lebih banyak memiliki kesempatan untuk mengalami sendiri proses pembelajarannya.

Dengan banyak melakukan eksperimen, maka setiap siswa akan termotivasi untuk menggali ilmu yang belum diketahui oleh mereka dan akan mengembangkan ilmu yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Setiap siswa akan belajar mengamati objek, menganalisis objek, dan membuktikannya sendiri, kemudian siswa dapat menarik simpulannya sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

Sebagai contoh pembelajaran di atas yaitu ekperimen yang dilakukan oleh siswa SMP Islam Cendekia Cianjur (SICC) kelas 7 dalam membatik dan membuat telur asin. Untuk membatik, siswa menggunakan kain klu berbentuk kanton/ tas yang dapat dimanfaatkan hasilnya oleh siswa sendiri. Sedangkan membuat telur asin, siswa menggunakan bahan telur bebek, air, garam, dan serbuk bata merah. Membatik dan membuat telur asin yang dilakukan siswa melalui cara yang sesuai dengan petunjuk pada materi pembelajaran yang dibimbing oleh pak Sidik Permana, S.Sn. dan bu Siti Jahrotul Wardiyyah, S.Pd.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Untuk membuat telur asin, siswa SICC mempersiapkan hal-hal yang dapat mendukung pembuatan telur asin, sebagai berikut:
  1. Menggunakan telur bebek kualitas premium dengan ciri-ciri kuning telurnya berwarna kemerahan dan tidak berbau amis ketika sudah menjadi telur asin.
  2. Menggunakan telur bebek kualitas bagus dan tidak amis biasanya dihasilkan oleh bebek yang diberi makanan pakan organik dan udang. Telur bebek yang bagus biasanya dapat diperoleh dari daerah Blitar, Jawa timur, dan Indramayu.
  3. Menentukan apakah telur bebek masih layak atau tidak untuk diolah, maka siswa melakukan pengujian dengan cara memasukkan telur ke dalam wadah yang sudah diisi penuh dengan air. Jika telur tenggelam, artinya telur masih layak dikonsumsi. Siswa memastikan juga telur tidak retak.
  4. Membersihkan telur dari kotoran yang menempel kemudian keringkan dengan lap dan mengampelas permukaan telur agar pori-porinya terbuka.
  5. Menggunakan air yang dingin untuk merendam telur.
  6. Menentukan cara pembuatan telur asin yang diinginkan sehingga bisa memperkirakan jenis dan banyaknya bahan yang akan digunakan, seperti abu gosok, garam, dan batu bata merah yang dihaluskan

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Siswa SICC menggunakan metode pemeraman dengan adonan garam, air, serbuk batu bata merah, dan abu gosok dengan cara:
  1. Mencampurkan abu gosok, batu merah yang sudah digiling halus, dan garam dengan perbandingan campuran 2:2:3.
  2. Mengaduk rata dengan penuh kehati-hatian.
  3. Menambahkan air secukupnya sampai menjadi adonan pasta.
  4. Membalurkan ke telur bebek sampai terbungkus rapi, kurang lebih dengan ketebalan adonan 1 cm dan menyimpannya di tempat yang terbuka sampai waktu yang diinginkan.
  5. Untuk asin yang tidak berlebihan, simpan telur yang sudah dibalur selama 7-15 hari.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pembuatan telur asin di atas telah dilakukan pada hari Senin, 23 Januari 2017 oleh siswa SICC dalam proses pembelajaran yang menggunakan media dengan melakukan eksperimen. Dengan demikian maka siswa akan mampu membuat karangan dengan paragraf eksposisi.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ridho Hamzah, M.Pd.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun