Mohon tunggu...
Humaniora

Menuju Indonesia Emas Tahun 2045, Bagaimana Peran Pemuda?

18 Oktober 2016   16:49 Diperbarui: 4 April 2017   16:22 9554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemuda! Nama yang begitu gagah didengar, begitu kharismatik dibayangan. Pemuda, sebuah definisi yang begitu indah bila dijelaskan. Ir. Soekarno pernah berkata “beri aku sepuluh orang pemuda maka akan ku guncang dunia!”. Jadi jika kita mendeskripsikan apa itu pemuda dari pernyataan Soekarno, maka pemuda adalah tangan tangan yang akan mengguncang dunia. Adalah generasi yang akan membangun peradaban melalui semangat dan juangnya, melalui prestasi dan ide cemerlangnya. Betapa hebatnya manusia atas nama pemuda.

Ada yang tahu dengan Benjamin Franklin, George Washington, John Adams, Thomas Jefferson, John Jay, James Madison dan Alexander Hamilton? Tentu tahu! Mereka semua adalah pemuda. Negara adidaya dibangun oleh mereka. Revolusi kemerdekaan Amerika lahir dari tangan-tangan pemuda. Gerakan perlawanan dan upaya membangun bangsa dan negara pada paruh kedua abad 18 itu telah mempengaruhi gerakan serupa di Eropa. Di paruh abad ke 20 kita menyaksikan John Fitzgerald Kennedy menjadi pemimpin muda di Era 1960an, menjadi harapan Amerika dan warga dunia yang dicekam oleh ketakutan Perang Dingin.

Perjalanan sejarah, kita kenal Muhammad Al Fatih, seorang pemuda yang masih terbilang muda berhasil memperbesar pengaruh Turki Utsmaniah di abad ke-15. Ia baru berusia 21 tahun ketika bersama pasukannya tiba di Konstantinopel yang kini dikenal dengan nama Istanbul. Sebagai raja yang memimpin pasukan perang, Fatih sangat cerdas dalam mengatur strategi. Setelah menguasai Konstantinopel, ia tidak merusak simbol-simbol agama Nasrani, sebaliknya ia menjaga bangunan-bangunan itu dan memberikan kebebasan kepada kaum Nasrani dan umat agama lain untuk tetap memeluk dan menjalankan ibadah agama mereka.

Pada Era kemerdekaan Indonesia, Ir Soekarno atau yang akbar disapa Bung Karno lahir sebagai penggerak, sebagai proklamator dan pelopor lahirnya bangsa Indonesia.  Kemampuan pidatonya di khalayak umum mulai ia perlihatkan ketika menyampaikan pembelaannya yang berjudul “Indonesia Menggugat” di depan Pengadilan Pemerintah Hindia Belanda di Bandung pada akhir Desember 1931. Keahlian Bung Karno dipertegas ketika ia berpidato tanpa teks yang menyampaikan pemikirannya tentang dasar-dasar negara merdeka Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945, momen tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.

Pertanyaannya adalah, Apakah masih ada pemuda seperti mereka? Dimana? Ada di dalam diri masing-masing! Hidup adalah pilihan, menjadi pemenang atau menjadi pecundang. Akan tetap terpuruk atau tergerak dan mencoba bergerak.

Bangsa Indonesia khususnya rakyat Indonesia saat ini tahun 2016 sedang mengalami situasi keterperukan dalam pedoman hidup. Bung Karno mengatakan "Suatu bangsa apabila kehilangan jati dirinya, maka bangsa tersebut tidak akan mampu bertahan hidup, bahkan akan punah". Rakyat Indonesia mulai buta akan namanya persatuan Indonesia. Korupsi semakin menjalar bahkan dari pusat pemerintahan hingga ke badan pemerintahan terkecil.  Bangsa Indonesia semakin dipenuhi dengan masyarakat-masyarakat yang hanya ingin mementingkan kepentingan dan tujuan kelompoknya. Illegal Logging, pembakaran hutan untuk pengalihan fungsi lahan, bahkan mereka tak sungkan untuk mencuri hasil-hasil dari pertanian masyarakat kecil yang ada. Pemuda sibuk dengan dunianya, apatis, tawuran, Napza, kebebasan menjadi tidak terarahkan atas nama hak asasi manusia dan karya seni. Menyeramkan!

Jika kita kembali melihat ke masa lalu, betapa jayanya Indonesia. Rakyat Indonesia di melenium pertama, leluhur kita berhasil membangun sebuah Candi, yang sekarang menjadi Candi terbesar dan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban di dunia yaitu, Candi Borobudur. Di melenium kedua rakyat Indonesia, dibawah naungan Kerajaan Majapahit berhasil menguasai dan menjadi pelaku penting  dunia. Semua itu mulai luntur ketika Bangsa Belanda mulai datang. Mereka menjadi tuan ditanah Nusantara. Seluruh rakyat Indonesia harus menurut apa yang mereka inginkan. Diikuti oleh masuknya Jepang yang menjajah negara kita dengan kebijakan yang tidak manusiawi.

Masuk ke akhir masa-masa penjajahan di Indonesia. Para penjajah mulai mendapatkan perlawanan dari segala penjuru Indonesia. Hingga mulai muncul tokoh-tokoh pemikir dan penggerak massa. Seperti Oemar Said Tjokroaminoto, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Tan Malaka, Sutan Syahrir, Kiai Hasyim Ashari, Moh Yamin, Prof. Soepomo, Ki Hajar Dewantara, dll. Rakyat Indonesia mulai bergerak dan para pemikir mulai mencanangkan sebuah dasar negara Indonesia. Kemerdekaan pun didapatkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Indonesia yang lahir, lalu berkembang dan berjaya yang sempat terpuruk lalu bangkit kembali melalui kemerdekaan, semua itu tidak terlepas dari peran pemuda. Akankah Indonesia kembali berjaya? Jawabannya adalah “tergantung peran pemudanya”

Di dalam dokumen Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang disusun oleh Menko Perekonomian, dicanangkan bahwa pada 2025 Indonesia menjadi negara mandiri, maju, adil, dan makmur berpendapatan per kapita sekitar 15.000 dollar AS. Saat itu, Indonesia diharapkan menjadi kekuatan ekonomi 12 besar dunia. Lebih jauh, pada 2045 Indonesia diproyeksikan menjadi satu dari tujuh kekuatan ekonomi di dunia dengan pendapatan per kapita 47.000 dollar AS.  Selain itu, di dalam kurun 2015-2045 piramida penduduk Indonesia akan sangat ideal dengan penduduk mayoritas berusia 15-45 tahun, usia produktif. Indonesia saat itu akan menikmati apa yang disebut jendela demografi. Masalahnya, seperti apa kualitas mereka, penduduk usia produktif itu, kelak? Lagi-lagi peran pemuda dipertanyakan.

Jika kunci dari bagaimana menjadi Indonesia emas 2045 ada pada bagaimana peran pemuda, maka pemuda tersebut tentu bukanlah pemuda yang biasa saja, tapi pemuda tersebut adalah pemuda yang hebat seperti tertera di atas. Pemuda yang hebat tidak lahir begitu saja, tentunya butuh bimbingan, butuh dorongan, butuh pembelajaran dan butuh proses. Salah satunya proses dalam bidang pendidikan sebagai pondasi utama. Karena seorang pemuda yang hebat adalah pemuda dengan wawasan yang luas, yang cerdas dan inovatif, yang mampu membuat karya nyata serta mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun