Mohon tunggu...
Celia Oesman
Celia Oesman Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Halo.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Kehidupan Lain

19 November 2022   18:29 Diperbarui: 19 November 2022   18:42 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

15 menit berlalu dan Gabby berlari keluar dari rumah Dom dengan bercucuran air mata, tanpa melirik Dom sedikitpun. Tanpa basa-basi, Dom mengejar Gabby keluar dan dia tidak mendapatinya sama sekali. Dia berbalik pada ibunya dan menanyakan semua. 

Sang ibu menjelaskan bahwa hubungan yang mereka jalin sekarang, semua yang mereka lalui bersama itu tidak benar. Karena ibunya sudah melihat keseriusan Dom dan Gabby untuk ke depannya, ia ingin mencegah hubungan mereka untuk lebih lanjut. 

"Dom, kamu tidak bisa mengambil Gabby dari Tuhannya, dan Gabby juga tidak bisa mengambil kamu dari Tuhanmu!" Penuh amarah, Dom tidak lagi mendengar ibunya yang terus menjelaskan melainkan berlari keluar menuju rumah Gabby. 

Disana, yang ia dapatkan persis seperti Gabby. Tak lain lagi adalah ketidaksetujuan dari orang tua yang sudah melahirkan gadis yang ia cintai. Dom terus memohon kepada orang tua Gabby untuk sekedar berbicara, sedangkan Gabby, dia tidak memunculkan wajahnya sama sekali karena ia tahu, bagaimanapun ini tidak akan berhasil.

Selama waktu itu hanya Kayla, sahabat Gabby dari ia mulai sekolah yang bisa menenangkan Gabby dari segala yang terjadi padanya. Dimana saat itu juga, seluruh pekerjaannya berantakan, ibunya jatuh sakit dan juga tentunya rasa sakit karena hubungan yang tidak berhasil. Tidak ada hari tanpa Dom terus mencoba menghubungi Gabby, dan Gabby terus membaca pesan-pesan yang dikirim Dom. 

Mulai dari basa-basi setiap hari seperti yang biasa mereka lakukan. Mulai dari kesehariannya, kejadian lucu yang dialami, kebodohan yang dilakukan dan banyak hal lainnya. Tanpa Dom sadari, pesan-pesan itu adalah hal yang membuat Gabby merasa tetap mau berjuang. Di sisi lain, Dom mulai hilang harapan setelah semua hal yang ia coba dan tidak berhasil.

--------------------------------------------Flash back end---------------------------------------------------

Satu tahun berlalu dan disinilah mereka sekarang, menenangkan satu sama lain. Tidak banyak berbicara, namun menghangatkan, tidak terlihat, namun sangat nyaman. Setelah semua yang mereka lalui, untuk bisa seperti ini lagi sudah seperti mimpi. 

Karena mereka berdua tahu, apa yang sedang mereka alami sekarang ini, bisa bermain bulutangkis bersama lagi dan juga berbicara santai, menghabiskan waktu bersama, mungkin tidak akan pernah terjadi lagi setelah kejadian ini. Mereka tahu.

Pada keesokan harinya, perasaan rindu kembali menyeruak. Tanpa komunikasi, kaki mereka berdua hanya menuntun diri mereka ke satu tempat. Ke satu tempat hanya mereka tahu. Gor bulutangkis pertama mereka. Di tempat itu, Dom dan Gabby mendapati satu sama lain.

Tenggelam dalam tatapan yang mendalam selama beberapa detik, dan akhirnya sang lelaki memulai pembicaraan. "Maaf ya ini semua terjadi sama kamu, aku harap aku bisa ada untuk kamu selama satu tahun kemaren." Gabby hanya menggelengkan kepalanya dan membalas, "Dom, kamu tahu, apa permintaan terakhir Ibu aku?" Dugaan Dom sudah sangat buruk dan ia berharap dugaannya itu sama sekali tidak benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun