Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Masa Depan Hotel Butik, Akankah Ditinggalkan Fan?

9 Mei 2021   19:45 Diperbarui: 10 Mei 2021   15:35 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hotel butik, akankah dilupakan para penggemar? (Foto: Pixabay/Tama66)

Selain David Beckham, pesepak bola Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi pun memiliki beberapa hotel dan resort. Namun Beckham menjadi bahasan tulisan ini terkait hotel super butiknya yang menguras duit triliunan dari kantongnya.

Mengapa hotel butik menjadi alasan prestise? (Foto: Pixabay)
Mengapa hotel butik menjadi alasan prestise? (Foto: Pixabay)

Mengapa hotel butik menjadi alasan prestise bagi mereka yang berduit? 

Ini dia alasan umumnya:

a. Hotel butik biasanya disayang-sayang oleh pemiliknya. Ditimang-timang karena cantik.

Anda pernah menjumpai beberapa staf housekeeping yang selalu sibuk bebenah memenuhi lobi? Lalu sebentar dilap, sebentar disapu? Itu karena kecintaan pemilik hotel.

Takada tamu, tak menjadi soal. Sama seperti Anda memiliki koleksi berlian, atau koleksi jam tangan mahal yang selalu menjadi pusat perhatian.

b. Menjadi kesenangan atau hobi sang pemilik. Tidak mencari keuntungan semata.

c. Biaya pemeliharaan hotel butik dan fasilitas sangat mahal. Hanya mereka yang berani membuang uangnya pada ladang bisnis ini.

d. Memiliki konsumen tertentu, pasar tertentu dibandingkan hotel lain. Langganannya orang-orang tertentu yang fanatik, bukan tamu yang selayang pandang. Hal ini karena kecintaannya pada fasilitas mewah dan unik.

e. Menjadi hotel pelengkap bagi operator hotel. Seperti The Londoner yang rebranding dari hotel lama sebagai prestise bagi operator hotel yang menggarap hotel butik.

Tidak afdal jika operator hotel tidak mempunyai tipe ini, atau dianggap kurang bergengsi.

Harga selangit pun tidak menjadi penghalang (Foto: Pixabay)
Harga selangit pun tidak menjadi penghalang (Foto: Pixabay)

Menyoal eksistensi hotel butik, harga selangit pun tidak menjadi penghalang.

Begitupun sang pemilik telah memiliki jaringan dan pelanggan tertentu. Itu sebabnya, usaha bisnis ini cenderung sebagai hobi, rekreasi, hiburan, tidak semata mencari keuntungan.

Pemilik hotel paham siapa pasar pembeli yang mengelilinginya, apakah dari keluarga leisure, dalam rangka liburan keluarga atau pasangan bulan madu.

Impian Beckham memang berbeda. Uang berlebih tak menjadi soal. Cita-citanya membangun hotel super butik di Asia berada di tengah kultur berbeda, The Londoner,  menciptakan suasana baru bagi pencintanya.

Pandangan publik tentang hotel, seolah serba glamor, mewah. Yang terjadi justru sebaliknya, dunia hospitality selalu ramah terhadap konsumen dari kalangan manapun.

Saking ramahnya, tak berlebihan jika industri ini menyuguhkan berbagai pilihan kepada setiap tamu, hotel butik, hotel bisnis, hotel bujet atau kostel? Sila baca tautannya di sini

Kini fan hotel butik lebih leluasa memilih. Inovasi produk hotel membuat fan mudah menentukan hotel favoritnya.

Di masa hawar ini, biaya operasional yang membengkak sementara pelanggan lebih nyaman tinggal di rumah, akankah hotel butik ditinggalkan fannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun