Banyak publik terkecoh dan berbalik tidak simpatik terhadap figur semacam ini. Pengikutnya menganggap sekedar atraksi sesaat.
Bagi follower, barangkali saya terkesan monoton, kurang gaul, tiada gairah karena melulu unggahan terkait pekerjaan, tetapi tidak bagi 1207 follower di Linkedin.
Saya menyebut Linkedin, nafas hotelier dalam e-marketing. Terlebih saya telah bergaul dengannya lebih dari satu dekade. Saya dibesarkan dan dikenal melalui Linkedin.
Pada tanggal 19 Agustus 2020, saya menemukan tempat asyik dunia blog, perkenalanku dengan Kompasiana semakin memberi tempat, setidaknya memperluas ruang berinteraksi.
Di Kompasiana, mengenal lebih dekat untuk membangun kepiawaian berliterasi. Secara implisit, memberi kesempatan bagi penulis untuk membuka diri. Siapa dan mengapa.
Bersikap sejati di media sosial dan kehidupan sehari-hari adalah pelengkap jati diri kita.
Tiada yang tersembunyi di muka publik selama kita berperilaku serta berpikir positif.
Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Itu lazim. Sebaiknya kita pun saling menghargai perbedaan serta pengalaman itu.
Salam hospitality.
(*) Sumber data view dari Kompasiana dan Linkedin