Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

8 Catatan agar Terhindar "Ilfeel" saat Kencan Pertama

18 April 2021   19:13 Diperbarui: 18 April 2021   19:21 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kencan pertama (foto pixabay.com)

Sekitar 10 menit ia kembali ke meja. Raut wajah sedikit kusut. Saya mengira  ada sesuatu dengan sang bos. Karenanya saya mengalihkan obrolan tentang keluarga daripada perihal pekerjaan.

Mencoba memperbaiki diri (foto pixabay.com)
Mencoba memperbaiki diri (foto pixabay.com)

Kami hanyut lagi dalam percakapan. Ray mengulang pernyataannya ingin menjalin hubungan serius, artinya hari itu saya sah menjadi kekasihnya.

Namun beberapa menit kemudian terjadi hal mengejutkan. Saat Ray hendak beranjak ke toilet, kursi mengenai sang waiter yang hendak menuang air.

 "Oh sorry, My apologize, Sir!" waiter langsung meminta maaf setelah teko berisi air putih tumpah mengenai lengan panjangnnya.

"How come!" ia menjawab. Selanjutnya dengan kata-kata tidak ramah, ia memarahi pramusaji.

Saya menyela perkataannya, 'is ok, itu kan air putih" . Bukan air kopi, air jus melon atau red wine.

Ia tak mau menerima alasanku. Saya menunduk malu sebab kita berdua menjadi pusat perhatian.

"Mas, maaf ya, dia sedang ada masalah di kantor" , saya mewakili Ray, meminta maaf. Toh itu bukan kesalahannya semata.

Ray tak terima saya meminta maaf. Raut wajahnya tampak geram. Saya terdiam sambil memainkan gawai. Kencan pertama berantakan gegara tumpahan air putih dalam 2 detik.

Detik-detik selanjutnya, saya hanya terdiam, enggan berbantah dengannya. Percakapan pun terasa hambar, pahit. Saya menjawab seperlunya saja. Ray mencairkan suasana dengan candaan tapi saya kok jadi ilfeel.

Melihat saya terdiam, ia membaca raut wajahku  berubah drastis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun