Mujur belum diraih, Pantang menyerah setelah gagalnya masuk SNMPTN. Ia pun berubah haluan, mendaftar di kursus perhotelan selama setahun. Selain bayaran sekolah tak terlalu mahal juga cepat bekerja.
Ia curhat kepada Bu Yuli. "carilah bidang yang kau sukai, Ridwan!" Nasehat guru SMAnya.
Ridwan tertantang. Ia tertarik menggali ilmu dunia tata boga. Praktek dan teori selama 1 tahun. Setelah lulus kursus perhotelan. Ridwan menggarap sebuah restoran sebagai ladang sekaligus praktek.
Di sela-sela hari kerjanya yang sibuk, Ridwan berada di kelas memberikan pelajaran dunia tata boga. Hebat bukan?
Dear adik pelajar,
Tak lulus SNMPTN bukan berarti dunia runtuh. Kecewa sekejap, itu manusiawi. Masa depan tidak hanya ditentukan gelar meskipun gelar penting guna mengejar karir. Gak melulu harus bergelar!
Memang beberapa profesi dibutuhkan gelar sarjana. Bahkan di BUMN mengharuskan jenjang karir dengan pangkat sarjana.
Kesuksesan tidak melulu karena bergelar. Yang menjadi penentu adalah anda mampu melalui masa-masa sukar. Seperti Ridwan yang frustrasi sesaat namun kembali bangkit mengejar ketinggalan.
Petuah itu mudah didengar namun sukar dipraktekkan. Benarkah?
Bagaimana agar adik-adik pelajar tidak tawar hati jika tak lulus SNMPTM?
(1.) Camkan dalam benak, meraih gelar sarjana bukanlah bagian terpenting sepanjang perjalanan hidupmu.
Suatu hari, anda dapat mengejar ilmu yang tertinggal. Tiada kata terlambat. Sampai kapanpun, selama hidup, anda masih bisa belajar.
(2.) Selalu memohon kepada Sang Kuasa agar diberi kemampuan melewati rintangan
Setiap individu memiliki tantangan dan kesukaran masing-masing. Jangan pandang hidup itu selalu bahagia dan nikmat. Justru dalam kesukaranlah, kita menikmati kehidupan nyata.
Jauhkan impian bersenang-senang dahulu. Saatnya dirimu mengembangkan diri menjadi pribadi mandiri. Suatu hari anda merasa nyaman tanpa ayah dan ibumu karena anda melatih daya juang. Inilah pelajaran terpenting dalam hidup.