Sekarang kuberteriak memanggil namanya dengan volume sedang karena kuatir terdengar tetangga. Besty menggaruk-garuk pintu, menggongong. Ia mendengar suaraku.
Aku duduk di atas keset kamar mandi. Berpikir kapan ku bisa keluar. Besty tak mampu menolong. Terpikir lagi masalah Jack. Duh!
"Bu, bu!" Suara Enah membuyarkan lamunanku. Langsung teriakanku menggema. "Enah!!, masuk sini, masuk kamar!"
Belum ada tanda-tanda Enah ke kamar. Pasti Enah menunggu di luar kamar bersama Besty.
"Enah!!" Kataku lagi. Tetap tiada sahutan.
Aku tak boleh menyerah! Kuotak-atik lagi gagang pintu, tetap tak berubah. Sulit, tiada celah untuk merusaknya.
Ah kupunya akal. Kunaiki kloset, mulut kumoncongkan ke jendela kecil agar teriakanku terdengar Enah.
Kali ini Enah menyahut. Ia masuk ke kamar
"Ibu dimana?"
"Disini, tolong buka pintu Enah" suaraku melemah.
"Klik!"