(1.) Sistem manajemen yang lentur
Batasan pemilik hotel dan pimpinan terlalu tipis. Siapa pemilik, siapa pimpinan, gak jelas karena semua pihak terlibat dalam bisnis.
Belum lagi pemilik kakak beradik, memberikan instruksi berlainan, kesimpangsiuran jabatan bertumpang tindih. Sistem manajemen berpotensi lemah, berpengaruh terhadap operasi hotel.
(2.) Harga fleksibel
Karena fleksible maka pemilik hotel dan keluarga turut campur menentukan harga serta memberikan harga pada tamu. Dapat dibayangkan hiruk pikuk mengatur hal ini.
(3.) Hotel lebih luwes mengikuti adat budaya setempat
Pemilik hotel demikian ramah terhadap penduduk di sekitar hotel, berhubungan erat dengan para tetangga karena menganggap hotel adalah bagian dari rumah besarnya.
(4.) Lebih leluasa menentukan strategi pemasaran
Seorang sales leader yang ditempatkan bagi hotel ini lebih leluasa bergerak. Apa keinginan pemilik, langsung dikerjakan cepat, lugas disampaikan secara kekeluargaan. Tiada hirarki jabatan.
(5.) Administrasi ringan
Tidak diperlukan berlembar-lembar laporan dengan angka-angka rumit. Berapa jumlah uang terkumpul setiap bulan adalah barometer laku atau tidaknya hotel.
(6.) Tim penjualan dan pemasaran harus kuat dan solid
Sales leader kebablasan menentukan harga-harga. Asal uang masuk, harga kamar luput dari perhatian.
Tidak lagi mengulik harga per segmentasi. Tidak lagi peduli terhadap data-data, yang penting jualan. Ia tidak tahu, jalan tenang sekejap, lalu terjerembab. Masa bulan madu dengan para langganan berakhir. Waspadalah!
Jika sales leader keliru memegang kendali, kesalahan akan terus terulang menyebabkan budaya salah.