Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru, Waspadalah dengan Gelombang Disruption!

30 April 2017   22:33 Diperbarui: 30 April 2017   23:15 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendiri Rumah Perubahan sekaligus Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, telah mengingatkan kita akan adanya gelombang Disruption atau kerusakan yang beliau definisikan sebagai perubahan atau revolusi. Gelombang ini sedang melanda dan terjadi di tengah-tengah kehidupan kita saat ini.

Rhenald mengungkapkan bahwa perubahan ini dimotori oleh perkembangan teknologi informasi. Beliau menyampaikan bahwa saat ini kita sedang berada pada gelombang perubahan ketiga yang dipengaruhi oleh teknologi informasi. Gelombang perubahan pertama terjadi sekitar tahun 1990-an yang dikenal dengan istilah connectivity (keterhubungan). Gelombang pertama ini ditandai dengan lahirnya internet. Gelombang kedua terjadi pada awal abad 21dimana masyarakat mulai mengisi keterhubungan tersebut. Gelombang kedua ini ditandai dengan munculnya media sosial (Rhenald Kasali pada acara Big Circle Metro TV, 30 April 2017).

Menurut Rhenald, gelombang disruption bukan akhir dari segala-galanya, melainkan hanya mengakhiri sebuah zaman dengan munculnya zaman baru. Gelombang disruption telah memakan korbannya di dunia bisnis dan ekonomi. Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan runtuhnya perusahaan Nokia dan Kodak. Di dalam negeri, kita bisa menyaksikan mulai tergantikannya alat transportasi konvensional dengan alat transportasi berbasis on-line. Hal ini ditengarai disebabkan oleh tidak adanya kesiapan dan kesigapan dalam menghadapi perubahan dan tuntutan zaman serta minimnya inovasi.

Fenomena semacam ini bukan tidak mungkin menimpa pada pelaku dunia pendidikan, dalam hal ini yaitu guru. Guru yang tidak siap dan sigap menghadapi perubahan atau tuntutan zaman serta tidak inovatif, ditengarai akan tergerus oleh gelombang disrupiton. Tuntutan zaman saat ini adalah tuntutan abad 21, dimana segala aspek kehidupan dipengaruhi oleh teknologi informasi dan teknologi digital.

Para peserta didik yang guru hadapi saat ini di sekolah adalah para digital immigrant yang sejak kelahirannya sudah bersentuhan dan terpapar langsung dengan digital devices (perangkat-perangkat digital). Mereka sudah sangat mahir dalam memanfaatkan perangkat-perangkat digital tersebut baik hanya untuk bermain game ataupun untuk mengakses informasi-informasi yang berseliweran di dunia internet. Sementara para guru kebanyakan merupakan digital immigrant yang baru saja dikenalkan kepada dunia digital oleh perkembangan zaman.

Hal ini menyebabkan mereka memiliki ketertarikan yang lebih terhadap hal-hal berbau digital dan/atau teknologi informasi. Sehingga hal ini menyebabkan mereka berkurang ketertarikannya terhadap hal-hal konvensional atau usang. Bukan tidak mustahil mereka akan berkurang minatnya terhadap proses pembelajaran konvensional yang guru sampaikan di kelas.

Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi guru di abad 21 ini agar tidak tergerus oleh gelombang disruption yang telah diperingatkan oleh Rhenald Kasali. Ada beberapa hal yang bisa dan harus para guru lakukan agar tidak terkena oleh gelombang disruption.

Yang pertama adalah guru harus mau melengkapi dirinya dengan kemampuan menjalankan proses pembelajaran yang mampu menjadikan peserta didiknya menguasai coreskillsatau keterampilan abad 21. Keterampilan-keterampilan tersebut yaitu: (1) Critical thinking and problem solving (Berpikir kritis dan pemecahan masalah); (2) Collaboration and communication (Kolaborasi dan komunikasi); (3) Creativity and imagination (Kreativitas dan imajinasi); (4) Citizenship (Kewarganegaraan); (5) Digital literacy (melek digital); dan (6) Student leadership and personal development (kepemimpinan siswa dan pembangunan diri) (http://kompasiana.com/cecepgaos) 

 Yang kedua adalah inovasi. Mau tidak mau, guru harus terus berinovasi dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas. Inovasi bisa dilakukan dalam hal pendekatan pembelajaran, strategi, metode, model, penggunaan media pembelajaran, dan lain sebagainya.

Dengan upaya-upaya tersebut semoga kita tidak tergerus oleh gelombang disruption yang saat ini melanda kehidupan kita di abad 21 yang dapat menyebabkan kita ditinggalkan oleh zaman.

Jayalah Terus Guru-Guru Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun