Di rumahMu ini, wajah-wajah riang dalam balutan kesyahduan, mengagung-agungkan asmaMu. Merayakan kemenangan yang sudah ada di genggaman. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah Ramadan.
Tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir digetarkan oleh setiap bibir.
MensucikanMu
MemujiMu
MenuhankanMu
MengagungkanMu
Aku...?
Dalam kegembiraan. Tertunduk dengan pikiran campur aduk. Hatiku terasa ditusuk-tusuk. Dada terasa sesak. Aku menangis terisak-isak. Tak terasa buliran air mata pun membasahi pipi. Bagai air hujan membasahi daun-daun padi.
Aku...?
Dalam kesyahduan. Terlintas dalam angan serpihan kegetiran. Teringat saudara-saudaraku nun jauh di sana. Tercerai berai kehidupannya. Terasing dari tanah kelahirannya. Terenggut kehormatan dan kedaulatannya.
Di hari kemenangan ini, apakah tangisan anak-anak mereka berhenti? Apakah air mata mereka mengering dari setiap pipi? Apakah darah mereka tak lagi mengucur? Apakah badan mereka tak lagi hancur? Oleh keganasan mesin-mesin perang penghancur. Tuk merayakan hari kemenangan, dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur.