Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diam itu Bukan Lagi Emas

18 April 2018   15:44 Diperbarui: 18 April 2018   15:51 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Screen Capture YouTube)

Diam itu bukan lagi emas. Ketika rasa lapar menusuk-nusuk tanpa henti perut para miskin papa. Sementara harta kita melimpah tak terkira.

Diam itu bukan lagi emas. Ketika kesenjangan sosial mencabik-cabik rasa keadilan sebagian anak bangsa. Sementara kekuasaan ada di genggaman kita.

Diam itu bukan lagi emas. Ketika ketidaksejahteraan tampak di depan mata. Sementara amanah rakyat ada di pundak kita.

Diam itu bukan lagi emas. Ketika para koruptor semakin merajalela, merampok harta rakyat jelata. Sementara palu pengadil berada di tangan kita.

Diam itu bukan lagi emas. Ketika satu persatu anak bangsa bergelimpangan tak berdaya. Dihantam dahsyatnya bahaya narkoba. Sementara peran melindungi ada di tangan kita.

Diam itu bukan lagi emas. Ketika kebobrokan akhlak dan karakter semakin merusak generasi bangsa. Sementara tanggung jawab menjaga ada di hati dan jiwa kita.

#CG @Karawang, 18-04-2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun