Belum hilang rasa duka di hati meratapi kepergianmu, wahai sahabatku Ahmad Budi Cahyono, yang kini telah tiada meninggalkan dunia yang fana. Buliran air mata masih berusaha memberontak keluar dari kelopak jutaan pasang mata. Tumpahannya masih membasahi pipi para sahabat, keluarga dan istri tercinta.
Belum hilang rasa duka itu menyelimuti hati dan jiwa. Beberapa hari yang lalu, kejadian serupa menimpa sahabat guruku, di Kota Pangkal Perjuangan tercinta. Kejadiannya tak pernah kuduga-duga. Hingga jutaan tanda tanya tercipta dalam pikiran di kepala.
Kini rasa duka itu kembali menyelimuti dunia pendidikan. Goresan dan sayatan luka menimpa Kepala Sekolah yang terlihat begitu menyakitkan. Dilakukan oknum orangtua murid, bak kuda lumping yang sedang kesurupan.
Ada apa denganmu, dunia pendidikanku?
Rasa hormat terhadap guru kini sudah tak lagi kau hiraukan. Rasa cinta terhadap guru kini tak lagi kau jadikan ukuran. Hanya luapan emosi, kegelapan hati dan pikiran yang kau kedepankan.
Ada apa denganmu, dunia pendidikanku?
Apakah guru kini tak lagi layak kau hargai dan hormati? Apakah guru kini tak lagi pantas untuk kau sayangi. Hingga badannya sangat pantas untuk kau lukai, bahkan kau aniaya hingga mati.
Kini yang tertinggal hanya prasangka dan rasa saling curiga. Membayang-bayangi pikiran seluruh jiwa anak bangsa. Jari telunjuk kini saling dilemparkan, untuk menimpakan segala kesalahan. Dada pun ditepuk-tepuk dengan penuh keangkuhan, untuk sekadar mengaku-aku kebenaran.
Ada apa denganmu, dunia pendidikanku? Hanya Tuhanlah yang tahu.
#CG @Karawang, 14-02-2018