Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan di Sepertiga Malam

28 September 2017   01:39 Diperbarui: 28 September 2017   01:58 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: deercreekspeedway.com

Gelap malam perlahan mulai pudar meninggalkan hitam

Rembulan mulai tampak kelelahan menemani

Perlahan mulai memalingkan wajahnya

Lalu bersembunyi di pekatnya awan

Sang alim mulai terbangun dari tidur tak lelapnya

Hatinya senantiasa terjaga mengingat akan Tuhannya

Serahkan diri di atas sajadah lusuh sampaikan keluh

Pasrahkan hati dengan dua rokaat penuh arti

Hembusan angin menyelinap di balik sela-sela menusuk tulang

Kilatan cahaya petir di cakrawala memecah kegelapan

Gemuruh kecil geledek tak henti meledek menggelitik telinga cantik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun