Mohon tunggu...
cebol pendosa klaraspiningit
cebol pendosa klaraspiningit Mohon Tunggu... -

cebol,tidak terikat, tidak terkekang,tidak tercengkeram sekaligus tempat salah dan dosa, lemah dan tidak bisa apa-apa biarlah di mata dunia penuh dengan kekurangan memang demikian adanya,tidak akan pernah bisa menggapai tanpa dengan pertolongan dan belas kasih Tuhan. tanpa denganNya sungguh Cebol Pendosa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humanisasi Air Kehidupan, Oh Manusia!

7 Maret 2017   10:36 Diperbarui: 7 Maret 2017   10:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku bingung dibuatnya, apa maksud pembicaraannya, bukankah memang mereka sedang terjun bebas dari tempat ketinggian terjatuh kebawah yang dasar telaganya saja kemungkinan besar masih dibawah dengan jatuhnya air, tapi kenapa mereka mengatai-ngatai aku tolol. Ada setitik api terbakar didalam dada – nggondhok!!.   

Aku kembali terperanjat, “he.. manusia..!! kenapa?? Kamu marah saya katakan tolol, apa kamu ingin kami bergerak beraksi membuat makar pada tempat-tempat kalian tinggal sehingga hanyut porak poranda...., kapan kalian akan berhenti berprasangka kepada kami, sedang kalian selalu berprasangka diantara kalian sendiri, apa itu tidak bisa dikatakan tolol bin jahil..!!.

Wahai manusia...!! ini bukan kalimat emosional kami, kami tidak ada rasa dendam dengan kalian, kami tidak ada rasa iri dan dengki kepada kalian, dan kami tidak ada perasaan dan merasa lebih dengan kalian siapapun dan apapun itu.  

Butir air melanjutkan kalimatnya, “Saya selalu mendengar celoteh kalian yang tampak hebat ditelinga kalian, namun tidak bagi kami..!! kalian terkagum-kagum diantara kalian sampai pada perilaku kultus dan fanatik.., kami heran?? bukankah kalian sama dengan kami!!.. adalah kemakhlukan..!!!”

Jika kalian belum sadar namun, faham itu sudah lumayan baik..!!. saya akan beritahu kepada kamu, jangan pernah berprasangka kenapa kami turun mengalir ketempat yang kamu anggap lebih rendah, wahai manusia .....kamu salah besar!!. Inilah akibat kalian selalu melihat dari sisi elemen dan faktor dari gejala-gejala luar dan terlalu sering berprasangka bahkan, terhadap diri kalian sendiri..!!.

Dipenampungan ini, kami memang sudah sangat lega kami menerima keadaan ini, kami sabar dan tawakkal dan berserah diri atas ketetapan siapa yang akan mendahului yang bagi pandangan kamu, kami turun ke tempat yang lebih rendah, itu kamu artivisualkan saklek tanpa rasionalitas yang masuk akal tanpa sambung-mengkait dengan sebab-akibat. Itu bukan pilihan kami, kami tidak memilih bukan karena kami tidak ada pilihan... namun, hal demikian adalah ketetapan yang dengan lapang dada kami menerima sebagai kodrat irodat Tuhan kami yang mestinya juga Tuhan kalian... wahai manusia..!! wahai manusia pejamkan mata kamu dan putar pupil untuk melihat kearah dalam maka kamu akan melihat kebenarannya..!!

Diketinggian ini, kami dalam tekanan grafitasi yang dibatasi bentang-bentang yang telah kalian buat untuk merekayasa kami, kalian jadikan kami untuk membangun kepentingan-kepentingan kalian, nafsu-nafsu kekuasaan kalian, dan inipun juga kami harus menurutinya karena ini memang sunnah Tuhan bagi kami, perlu kamu ingat ini adalah sunnah Tuhan, seandainya sunnah Tuhan diperkenankan bergerak masif untuk leluasa mengingatkan maka sudah kami lakukan sejak awal.

Jika kami bergerak berbondong-bondong menerjang yang dihadapan kami, yang menghalngi kami maka akan dihancurkan, bukan kami marah karena memang kami tidak diciptakan untuk memiliki emosi namun hal demikian karena perilaku pantul dari kalian sendiri.

Kami hanya sekedar (jw. sak dermo) menjalankan perintah, tidak lebih. Kami diperintah berbaris bergerak berbondong-bondong seperti layaknya demontrasi yang kalian lakukan, namun demontrasi kami labih dahsyat dari pada yang kalian lakukan, kalian akan mengatakan kami makar namun tentu ini tidak kami lakukan. Kami bukan ciptaan yang haus akan kekuatan dan kekuasaan, walau menerjang apapun yang dihadapan kami, sehingga bahasa kalian, dikatakan semua hal kami tendang, kami singkirkan semua yang menghalangi laju kami, bahkan kalian katakan kami membinasakan. Hukum kalian tidak akan pernah dapat menyentuh kami sebab seharusnya hukum kalian yang menyesuaikan dengan hukum kami sebagai hukum sunnatullah.

Namun jika kalian mau mendalami jeli maka, pertama kami menjalankan perintah Tuhan kita. Kami diperintah untuk mengingatkan kepada kalian, dengan peringatan mulai dari yang lemah lembut sampai yang keras lagi kasar dan dahsyat serta hebat akibatnya. Kami diperintahkan untuk menggugah yang masih tertidur pulas untuk bangun dan bangkit untuk memiliki kesadaran, demikian pula saudara kami yang diatas dan saudara angin dan saudara-saudara kami yang kalian sebut sebagai alam.

Walau diketinggian, kami dalam sadar sepenuhnya, bahwa kami harus turun mengalir kebawah. Kami tidak ingin terbawa arus ego yang tinggi, kami tidak ingin berpecah belah yang merusak kesatuan persatuan kami sebagai keluarga zat cair. Kami turun kebawah sebagai perilaku sunnatullah, dan kami bergerak sebagai aksi damai: membasahi tanah-tanah yang masih kering supaya basah; mengaliri celah-celah bumi supaya dapat kalian manfaatkan sebagai perilaku rahmatan lil’alamiina dari Tuhan; mengaliri sungai-sungai, sawah-sawah yang akan memberikan kehidupan tanaman-tanaman dan kami tidak pernah membedakan jenis tanaman; hewan, sekalipun hewan yang menjijikkan dan najis sekalipun, tetap kami sapa dan kami persilahkan menggunakan jasa kami, dan kami tidak pernah minta upah sepeserpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun