Mohon tunggu...
Cathy Ismantara
Cathy Ismantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Final Year Student

Hello! Have a nice day everyone!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Global Mindset Menjadi Kunci Kemajuan

19 September 2021   16:10 Diperbarui: 19 September 2021   16:13 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: WNYC Studios

Dunia tanpa sekat (borderless world). Itulah kata-kata yang paling tepat menggambarkan dunia kita saat ini. Dunia terus berubah dan peradaban manusia terus maju. Menjadi lebih mudah, lebih modern, lebih canggih, hingga menembus batas sehingga tidak ada lagi sekat-sekat.

Pandemi COVID-19 adalah bukti nyata bahwa kita hidup di dalam borderless world. Virus Corona dari satu negara menyebar begitu cepat ke negara-negara lain, bahkan hampir seluruh negara terdampak. Tidak ada yang menyangka hal ini akan terjadi, bukan?

Namun inilah dunia yang kita tinggali, di mana tidak ada batasan sedikit pun. Informasi begitu cepat dan mudah menyebar ke seluruh dunia. Komunikasi dapat dilakukan dengan siapa pun dan kapan pun, tanpa mengenal jarak dan waktu. Perdagangan internasional menjadi sangat maju dengan pasar yang terbuka begitu luas bagi siapa pun.

The world, whether we like it or not, will become more and more borderless. – John Key

Lantas apa yang menyebabkan terbentuknya borderless world ini? Penyebabnya adalah globalisasi. Globalisasi telah menghilangkan sekat-sekat antar negara dan secara perlahan mempersatukan manusia di seluruh muka bumi, tanpa ada yang dapat menghindarinya. Globalisasi memasuki segala aspek kehidupan manusia, baik ekonomi, politik, sosial budaya, dan sebagainya sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, perubahan akan terus terjadi.

Globalisasi merupakan kenyataan yang tidak bisa disalahkan. Yang menjadi masalah adalah POLA PIKIR. Sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari, maka globalisasi harus dapat dihadapi dengan bijak. Untuk dapat menghadapi globalisasi dengan bijak, yang harus dibangun adalah pola pikir global (global mindset).

Global Mindset: “It is the ability to step outside one’s base culture and to understand there is no universally correct way to do things.”  – Dr. Gary Ranker

Dari kutipan Dr. Gary Ranker tersebut, global mindset adalah kemampuan seseorang untuk berpikir secara luas, tidak hanya berdasarkan pada budayanya sendiri. Dengan demikian, seseorang yang memiliki global mindset mampu menyerap informasi dari berbagai belahan dunia dan menggunakannya untuk perkembangan dirinya maupun kelompok. Global mindset harus dimiliki oleh siapa pun, baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dan negara jika ingin maju. Oleh karena itu, global mindset bukanlah sekadar obrolan ringan, namun harus dibangun meskipun dalam prosesnya tetap menghadapi berbagai risiko. Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin yang menerpanya bukan? 

Bicara tentang global mindset mengingatkan saya pada perjuangan IKEA, perusahaan furnitur dari Swedia dalam usahanya untuk membangun pasarnya di berbagai negara seperti sekarang ini. Michael Ohlsson, CEO IKEA mengatakan bahwa mereka mengunjungi ribuan rumah setiap tahun, duduk dan berbincang-bincang dengan pemilik rumah untuk mempelajari nilai dan norma, asumsi-asumsi yang digunakan untuk mengambil keputusan, budaya dalam penggunaan furnitur, hingga gaya hidup masyarakat setempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun