Mohon tunggu...
Catherin YMT
Catherin YMT Mohon Tunggu... Bankir - Female

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tidak Mendengarkan Semua Opini adalah Cara Saya Mencintai Diri Sendiri

22 Juli 2019   14:09 Diperbarui: 23 Juli 2019   18:32 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Veronica Grech

Coba kamu tanyakan beberapa pertanyaan di bawah ini kepada dirimu sendiri.

Apakah saya pernah berpikiran negatif terhadap diri saya sendiri?

Apakah saya sering meragukan kemampuan saya sendiri?

Apakah saya mengasihani diri saya?

Jika jawabannya "ya", maka kamu tidak sendirian. Orang paling bahagia di dunia ini pun pernah merasakan hal-hal di atas. Berpikiran negatif seperti saya tidak dapat melakukan sesuatu, membandingkan diri dengan pencapaian orang lain, berpikir bahwa apapun yang kamu lakukan tidak akan membawa hasil seperti yang diharapkan, dan sebagainya.

Sekarang saya mau tanya. Kenapa kita bisa sampai punya pikiran-pikiran seperti itu? Apakah bawaan lahir? Dari lahir kita sudah merasa bodoh, tidak mampu, tidak cantik, tidak pintar? Mustahil! Coba lihat anak kecil (balita) yang belum banyak melakukan interaksi dengan orang lain. Apakah mereka pernah merasa rendah diri? Saya rasa tidak.

Bahkan sebaliknya, mereka terkadang terlalu percaya diri. Aku hebat! Aku bisa terbang seperti Superman! Aku secantik princess! Aku bisa menyelamatkan dunia! Kalimat-kalimat seperti itulah yang biasanya terlontar dari bibir mereka, bahkan diteriakkan sekencang-kencangnya. Seperti itulah kita dahulu. Mengapa seiring berjalannya waktu semua itu terkikis, dan kita mulai meragukan diri kita sendiri?

Dengan semakin bertambahnya usia, kita akan mulai berinteraksi dengan banyak orang. Kita tidak hanya akan mendengar pujian dari papa dan mama yang akan selalu melihat kita sebagai anak yang paling hebat sedunia. Tapi kita akan mulai mendengar kritikan dan omelan dari para guru ketika kita tidak mengerjakan peer dengan benar, atau mendapat nilai rendah dalam ujian.

Kita akan mulai dihadapkan pada fakta bahwa teman kita lebih berhasil dalam ujian dan mendapat nilai yang lebih baik dari kita. Saat itulah kita akan mulai menyadari bahwa saya ternyata tidak sehebat itu. Ada orang lain yang lebih baik dari saya. Bahwa saya ternyata tidak bisa melakukan hal-hal spektakuler seperti tokoh superhero favorit saya.

Waktu berjalan dan kita semakin dewasa, kita akan bertemu dan berinteraksi dengan lebih banyak orang yang tidak semuanya baik. Bila dulu kita dimarahi guru atau orangtua dengan maksud untuk membuat kita menjadi lebih baik, tidak semua orang demikian. Akan ada saatnya kita bertemu dengan orang-orang yang akan berkomentar atau memberikan opininya dengan maksud yang tidak baik. Berkomentar dengan tujuan menghina atau merendahkan. Dengan maksud agar kita merasa terpukul dan rendah diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun