Mohon tunggu...
Catherin YMT
Catherin YMT Mohon Tunggu... Bankir - Female

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Kiat-kiat Supaya Kamu Tidak Merasa Kesepian

1 Juli 2019   11:55 Diperbarui: 16 Desember 2021   11:04 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: istockphoto.com | AZNDC

Siapa yang melintas di benakmu saat berpikir tentang orang yang kesepian? Lansia yang telah kehilangan orang-orang terdekatnya? Wanita paruh baya yang anak-anaknya sudah berkeluarga? Bagaimana dengan anak muda yang sedang meniti karir? 

Atau, seorang mahasiswa yang baru saja memulai kehidupan perkuliahannya? Rasanya tidak mungkin orang-orang yang masih produktif seperti itu bisa mengalami kesepian.

Tapi ternyata itu anggapan yang salah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh salah satu lembaga statistik, orang muda berusia 16-24 tahun justru paling sering mengalami kesepian dibanding kelompok usia lainnya. 

Saya pikir ini sesuatu yang menarik, yang rupanya juga dapat menggambarkan seperti apa kehidupan kita saat ini.

Media Sosial
Media sosial seperti Instagram dan Facebook adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang di era modern untuk memamerkan bagian terbaik dalam hidup kepada orang lain, dengan tujuan untuk menarik sebanyak mungkin pengikut. 

Ya, beberapa mungkin mempergunakannya untuk menunjukkan kesedihan (dengan sedikit dramatis), namun tidak ada yang benar-benar menunjukkan sesuatu yang rill tentang betapa beratnya setiap orang menjalani hari-harinya.

Mungkin telah banyak tulisan yang membahas mengenai kepalsuan yang tergambar di media sosial, atau tak pernah ada kehidupan yang sesempurna postingan di instagram. 

Namun, hari-hari kita telah terperangkap dengan memandangi postingan-postingan di timeline yang menunjukkan kehidupan bahagia dan senyum sempurna dari wanita-wanita cantik jelita yang memakai barang mewah yang disponsori merk-merk fesyen ternama. Tanpa pernah kita tau bahwa tidaklah mungkin ada orang yang benar-benar menjalani kehidupan sesempurna itu setiap saat.

Lalu kemudian kita cuma bisa membandingkannya dengan kehidupan kita sendiri yang sangat jauh berbeda, sembari berharap kita dapat memiliki kehidupan seperti itu juga. 

Saat seperti itu biasanya perasaan kita akan menang melawan logika. Kita mulai berasumsi bahwa orang-orang di Instagram tersebut memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari kita. 

Tapi tetap saja, kita tetap mem-follow akun mereka walaupun setelahnya kita akan merasa sedih, sepi, dan kecewa dengan hidup kita sendiri.

Manusia Menjadi Semakin Egois
Memikirkan diri sendiri bukanlah suatu hal yang kejam atau melanggar hukum, dan tidak ada yang salah dengan itu. 

Namun dengan semakin banyaknya orang-orang yang egois seperti ini, maka tanpa kita sadari semakin banyak pula orang yang merasa tersisihkan dan sendirian. Ke manakah orang-orang ini akan mencari tempat untuk bercerita dan bertukar pikiran?

Kekhawatiran Mendapat Sanksi Sosial 
Sungguh suatu ironi bahwa di era keterbukaan informasi dan perkembangan media sosial yang semakin pesat, justru semakin sempit ruang untuk berbagi mengenai kekhawatiran dan kesulitan kita. 

Sekarang memang kita lebih terbuka dan banyak mendapat informasi mengenai isu kesehatan mental, depresi, stres, namun faktanya kita tetaplah sulit untuk menumpahkan beban itu kepada orang lain. Kekhawatiran dicap sebagai orang lemah atau bahkan orang gagal membuat kita memilih untuk menanggungnya sendiri.

Tidak Punya "Rumah"
Generasi muda saat ini jauh lebih mobile dibandingkan pendahulunya. Mereka lahir di kota A, kemudian berkuliah di kota B, bekerja di kota C, bahkan dengan mudah dapat bepergian ke luar negeri. Hal ini bisa memunculkan perasaan tidak punya tempat yang pasti, yang bisa disebut sebagai "rumah". 

Kehidupan seperti ini menyulitkan untuk memiliki komunitas dan lingkungan pertemanan yang solid. Ini membuat orang merasa tidak memiliki siapa-siapa, atau harus lari ke mana saat mereka merasakan kesepian.

Menurut saya, hal yang penting untuk diingat adalah tidak semua orang yang secara fisik sendirian pasti merasakan yang namanya kesepian. 

Dan sebaliknya, hanya karena seseorang dikelilingi oleh banyak teman dan kelihatannnya memiliki kehidupan yang sempurna, tidak akan pernah merasa kesepian. Kita bisa berada di suatu tempat yang padat, bising, banyak orang, namun merasa sangat kesepian.

Kunci untuk menghilangkan rasa kesepian adalah memiliki orang yang dekat, yang kita tau bahwa mereka peduli dan mau mendengarkan kita. 

Orang-orang tempat di mana kita bisa berbagi apapun yang ada di dalam hati dan pikiran kita secara terbuka tanpa merasa malu dan terhakimi. Perasaan berharga, dicintai, dan diterima sepenuhnya adalah hal yang paling dibutuhkan oleh orang yang mengalami kesepian.

Kesepian telah menjadi masalah yang mengakar dalam kehidupan manusia modern. Banyaknya cerita tentang depresi dan berujung pada tindakan yang lebih fatal seperti kecanduan narkotika, minuman keras, bahkan bunuh diri membuat masalah ini tidak dapat diabaikan begitu saja.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk setidaknya mengurangi beban mereka yang sedang merasa kesepian. Mudah-mudahan dengan melakukannya, kita pun dapat menemukan "penawar" bagi kesepian kita sendiri.

  • Hubungilah teman-teman yang sudah lama tidak berkomunikasi dengan kita.
  • Tunjukkan pada mereka bahwa kita mengingat mereka, dan kamu masih merupakan teman bagi mereka. Jika mereka merasa senang dengan hal ini, maka mereka pun akan melakukan hal yang sama kepada orang lain.
  • Ceritakanlah tentang pengalaman hidupmu, baik itu yang menggembirakan maupun yang menyedihkan.
  • Orang biasanya menghindari untuk menceritakan kesulitan dan pengalaman hidupnya karena takut dianggap lemah dan dipandang sebelah mata. Namun jika orang mau lebih jujur dan terbuka dengan apa yang mereka rasakan, orang lain yang merasakan hal yang sama akan merasa memiliki "teman". Mereka bukan satu-satunya orang yang merasakan hal itu.
  • Menarik diri sementara dari media sosial.
  • Media sosial mungkin merupakan anugerah bagi kita yang tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Namun terkadang media sosial bisa menjadi kutukan dalam hidup kita. Namun seperti yang telah dijabarkan di atas, media sosial dapat membuat kita merasa kesepian, terisolasi, dan rendah diri. Karena itu ada baiknya kita menonaktifkan sementara akun media sosial kita, dan mulai fokus kepada kehidupan yang sebenarnya.
  • Bertemanlah di dunia nyata
  • Carilah teman-teman yang menyenangkan untuk diajak bicara, tanpa adanya layar yang menghalangi. Bergabung dengan kelompok orang yang memiliki ketertarikan yang sama denganmu akan membuat hidup terasa lebih berarti, dan yang terpenting, kita tak lagi merasa kesepian dan sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun