Mohon tunggu...
Catherin YMT
Catherin YMT Mohon Tunggu... Bankir - Female

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bekerja dengan Target, Motivasi, atau Tekanan?

24 Juni 2019   14:37 Diperbarui: 20 April 2021   12:52 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mana yang baik bagi fresh graduate? Bekerja dengan Target, Motivasi, atau Tekanan? | retaillaborandemploymentlaw.com

Saat seorang mahasiswa lulus kuliah dan resmi menjadi seorang pencari kerja berlabel "fresh graduate", hal yang paling sering dicari umumnya adalah lowongan pekerjaan. Setelah resmi menjadi "pengangguran", tekanan untuk segera memanfaatkan ijazah untuk memperoleh penghasilan tetap adalah alasan untuk mengubek-ubek semua informasi mengenai lowongan kerja.

Setelah menemukan yang menarik atau kira-kira cocok, para pencari kerja akan mulai mencermati kriteria yang dibutuhkan dalam informasi lowongan kerja tersebut. Informasi awal biasanya mencakup pendidikan minimal, jurusan studi, usia maksimal, dan pengalaman kerja.

Bagi yang baru lulus, tentu saja kriteria pengalaman kerja membuat pilihan lowongan menjadi lebih terbatas. Selain itu biasanya dari segi imbalan, para fresh graduate juga belum memiliki posisi tawar yang tinggi. Tapi tidak masalah, karena bagi seorang fresh graduate, yang penting segera mendapatkan pekerjaan, urusan gaji bukan pertimbangan utama.

Baca Juga: Fresh Graduate Susah Dapat Kerja? Ini yang Bisa Diupayakan

Setelah kriteria-kriteria teknis tersebut, syarat lainnya yang biasanya dicantumkan dalam lowongan pekerjaan adalah mampu bekerja dalam tekanan, alias target. Yang dimaksud dengan target disini biasanya ada dua jenis. Target yang pertama adalah tenggat waktu penyelesaian pekerjaan (deadline), dan yang kedua target pencapaian hasil berupa pendapatan (biasanya target penjualan).

Berbicara mengenai target, ada jenis pekerjaan yang hanya dituntut untuk memenuhi salah satu saja dari kedua target tersebut. Misalnya pekerjaan di bidang administrasi seperti akuntan, hanya dituntut untuk dapat menyelesaikan laporan keuangan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan (akhir bulan, akhir tahun, dsb). Kalaupun ada target pencapaian hasil, biasanya hanya berupa kualitas laporan, bukan berupa nominal uang. 

Sebaliknya, ada pula jenis pekerjaan yang ditarget untuk mendapatkan hasil dengan nominal tertentu, seperti bagian penjualan. Jenis pekerjaan ini biasanya menghadapi dua target sekaligus, yaitu dituntut untuk menghasilkan pendapatan dengan nominal tertentu sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan oleh pemberi kerja.

Nah, yang jadi pertanyaan, apakah bekerja dengan target merupakan sesuatu yang dapat memotivasi pekerja untuk berkinerja lebih baik? Atau malah sebaliknya, hal itu malah menjadi tekanan yang dapat berujung pada demotivasi? Kita pasti sudah tahu bahwa setiap orang memiliki kepribadian dan kapasitas yang berbeda-beda.

Ada orang yang memang senang bekerja dengan target. Orang seperti ini justru akan bersemangat karena merasa tertantang untuk memenuhi target. Apabila didukung oleh kemampuan komunikasi yang baik, orang seperti ini biasanya sukses bekerja di bagian penjualan. Atau mungkin justru melirik bisnis MLM, yang memang sarat dengan pencapaian target dan berjenjang-jenjang.

Bagaimana dengan saya, atau mungkin orang-orang lain yang seperti saya? Saya adalah tipe orang yang kurang suka bekerja dengan target. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh karakter saya yang cenderung moody dan mudah bosan. Target bagi saya seperti sesuatu yang mematikan kesenangan dalam bekerja.

Ya jika mau memaksakan sih bisa saja, karena saya memang sudah terbiasa untuk bekerja untuk memenuhi tenggat waktu, walaupun saya yakin tidak akan pernah bisa bekerja dengan target penjualan. Tapi rasanya hasilnya tidak semaksimal ketika saya melakukan sesuatu saat pikiran dan hati saya sedang penuh ide yang timbulnya sewaktu-waktu, tidak sinkron dengan deadline yang ada.

Sebenarnya ada kah jenis pekerjaan yang cocok untuk orang seperti saya? Kalau saya baca-baca sih ternyata ada juga. Pekerjaan yang membutuhkan inspirasi dan bukan bersifat rutin bisa jadi pilihan tepat. Pelukis, rohaniawan, pekerja sosial, pencipta lagu, bahkan penulis adalah sederet pekerjaan yang rasanya pas untuk "no target-target club" seperti saya. 

Memang dari segi pendapatan, banyak yang meragukan jenis pekerjaan seperti ini bisa bikin kaya, karena hasilnya cenderung tidak pasti. Tapi bagi orang seperti kami, rasanya uang bukanlah motivasi utama. Apresiasi yang didapat serta kesenangan yang dirasakan saat melakukannya adalah imbalan yang tak ternilai harganya.

Baca Juga: Bagaimana Bila Target Kerja Tidak Tercapai?

Bonusnya, ternyata uang juga bisa didapat, terutama bila karya yang dihasilkan ternyata dapat dijual dengan harga tinggi. Seorang pelukis dapat menjual karyanya hingga ratusan bahkan milyaran rupiah, penulis buku best seller seperti J.K. Rowling bisa menjadi wanita terkaya di Inggris, pencipta lagu juga bisa mendapatkan royalti atas karya-karyanya.

Kesimpulannya, target merupakan hal yang baik bila diterapkan pada jenis pekerjaan dan orang yang tepat. Bila kamu termasuk orang yang tidak suka dengan target waktu maupun uang, cobalah membuat target pribadi yang sifatnya lebih kualitatif. Seperti target untuk membuat karya yang lebih baik lagi, target untuk dapat bermanfaat bagi lebih banyak orang, dan target untuk lebih mencintai diri sendiri dan pekerjaan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Selamat berkarya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun