Mohon tunggu...
Catarina Tenny Setiastri
Catarina Tenny Setiastri Mohon Tunggu... Guru - Ibu, guru, dan pejalan.

ig: catarinatenny22 Saya Ibu dan guru, yang memiliki minat melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru, yang cenderung senyap. Mengalami dan meresapi dengan berinteraksi dengan orang lokal, dengan penggiat alam atau pejalan lainnya. Destinasi bukan satu-satunya tujuan dalam perjalanannya; ia puaskan dirinya dengan pengalaman baru bersama keluarga, mencari letupan-letupan keajaiban di tiap pengalaman yang singgah. Keajaiban yang ia percaya selalu ada dariNya, yang membuat ia bertumbuh menjadi lebih baik dan lebih berguna, pun tumbuh dalam imannya yang ga seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Liburan Lebaran: Yopia Kupu-Kupu Kudapan Khas Lasem Warisan Tionghoa

2 Mei 2022   17:29 Diperbarui: 2 Mei 2022   17:49 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yopia Kupu-kupu, kudapan khas Lasem warisan Tionghoa/dokpri

Hai Semua! Di liburan Lebaran ini, kami dapatkan satu lagi harta karun di Kota Lasem. 

Pembuatannya masih manual, dilakukan sepenuh hati/dokpri
Pembuatannya masih manual, dilakukan sepenuh hati/dokpri
Adalah Yopia Kupu-kupu, salah satu kudapan khas Lasem warisan Tionghoa. Untuk menambah value perjalanan kali ini, kami tidak ingin hanya membeli Yopia Kupu-kupu di toko kue. Kami ingin ke lokasi pembuatannya, melihat langsung bagaimana pembuatannya dan bertemu dengan para pembuatnya.

Ibu Waras memperlihatkan dapur tempat pembuatan Yopia/dokpri
Ibu Waras memperlihatkan dapur tempat pembuatan Yopia/dokpri
Lokasi pembuatan Yopia Kupu-kupu adalah di Karangturi, Kecamatan Lasem. Untuk menuju ke tempat ini, kita hanya memerlukan 2 menit dari Mesjid  Jami' Baiturrahman dengan kendaraan bermotor. 

Siang ini memang begitu terik, tapi pendirian dan tekad kami ke lokasi begitu teguh. Kami parkir mobil di depan jalan masuk, lalu memilih jalan kaki untuk sampai ke lokasi. Cuman 5 menit doang kok. Dengan berjalan kaki, kami bisa senyum simpul dan bertegur sapa dengan warga sekitar. 

Ada juga yang tanya mau kemana, kenapa panas-panas jalan kaki, adik-adik kecil berjilbab yang berpapasan, menyapa kami dengan tersenyum. Wah bagi kami, berinteraksi dengan warga lokal seperti ini mengasikkan. Siapatau juga ada yang nyuruh mampir ke rumahnya buat ngicipin kue Lebaran J.

Bertemu Nico, si cerdas yang menjadi pengaman rumah/dokpri
Bertemu Nico, si cerdas yang menjadi pengaman rumah/dokpri
Kami sampai... wah, ternyata hari ini mereka juga libur. Tapi Ibu Waras dan Ko Tony, welcome banget nerima kami. Kami dipersilahkan duduk, menghirup suasana rumah tua yang sejuk, dengan foto-foto terjejer rapi di dinding dalam, yang akhirnya kami ketahui sebagai generasi pertama pembuat Yopia Kupu-kupu. 

Ibu Waras menyuguhkan Yopia yang bentuknya seperti pia dengan ukuran diameter 7 cm. Bagian luar tidak terlalu tebal, garing, tapi tidak meremah.  Di bagian dalam, kita bisa rasakan gula merah dengan kualitas bagus. Rasa pas tidak terlalu manis, tidak hambar, dan tidak ada campuran. Hmm, yummy banget.

Berfoto dengan Bu Waras, generasi ketiga pembuat Yopia/dokpri
Berfoto dengan Bu Waras, generasi ketiga pembuat Yopia/dokpri
Sayang.. Ibu Waras dan Ko Tony tidak mengetahui sejarah mengapa Yopia dipilih sebagai nama kudapan ini. Mereka hanya meneruskan ini sebagai warisan keluarga yang patut dipertahankan. Usaha mereka ini begitu sederhana, untuk sementara dilakukan oleh mereka sendiri dan tanpa mempostingnya di media sosial. Karya mereka hanya tersebar dari mulut ke mulut. Hoho, tapi beberapa TV swasta sudah dapat untuk meliput loh.

Mereka memproduksi 2 kali seminggu, tidak ada jadwal yang pasti. Jika ingin ikut dalam proses pembuatannya, kita bisa hubungi dan buat janji dulu dengan Ko Tony, dan setelah itu datanglah di pagi hari sekitar pk 07.00 -- 08.00 WIB. Monggo dicoba :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun