Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Cerpen Horor) Lelaki Jadah

20 April 2016   18:28 Diperbarui: 20 April 2016   18:47 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruangan kontrakan yang hanya seukuran berdua tampa sekat pemisah itu, aku tunggu ia di dalam. Suasana memang lagi sepi. Penghuni kontrakan kebanyakan buruh pabrik, sehingga tampa ada yang lihat aku berada di dalam rumah kontrakan itu. Tak lama kemudian dia datang dengan membawa kantong kresek besar dan sebilah gergaji bergerigi tajam.

Ia ketika masuk tersenyum dingin kepadaku. Mataku yang sembab dan hati yang masih amarah berusaha untuk tersenyum simpul.

"Sudah sepi ya Mas?" tanyaku tentang pembeli di warung nasi padang yang ia kelola.

Dia jawab hanya dengan senyum dingin pula. Lalu ia membuka lemari dan mengambil beberapa lembar uang kemudian dimasukan ke saku celananya. 

Tak lama ia menelpon seseorang. "Loe kemari, ada yang mau gue suruh sama loe!" 

"Baik, tapi ini lagi banyak pembeli. Satu jam lagi jam istirahat nanti aku kesana, Bos!"

Ternyata ia menelpon salah satu anak buahnya yang sedang berada di rumah makan itu. 

"Kamu nelpon anak buahmu?" tanyaku. 

"Ya!" jawabnya cepat lalu duduk disampingku. "Aku sudah bilang. Hubungan kita itu tak lebih hanya teman. Sedangkan janin yang ada di perutmu itu adalah hasil perbuatan kamu juga, karena ketika itu kita suka sama suka bukan karena aku cinta kamu? Aku pinta gugurkan saja, beres toh!"

Darahku kembali mendidih setelah mendengar penuturannya berdasarkan suka-sama suka, padahal waktu itu diluar kesadaranku. 

"Jadah, kamu!" bentakku. "Masih saja mengulang-ngulang kata itu. Ingat, aku bisa nuntut kamu jika tidak bertangung jawab. Dan aku akan melaporkan kamu ke istrimu yang di Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun