Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhirnya Berita Kematian itu Terjadi

10 April 2016   23:34 Diperbarui: 11 April 2016   00:11 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara burung Kadasih melantunkan irama membuat bulu tengkuk berdiri bagi siapa saja yang mendengarnya. Begitu pun dengan Kang Ujang, ia sangat takut sekali jika mendengar suara burung Kadasih yang dipercaya oleh sebagian masyarakat adalah sebagai tanda akan ada kematian.

Burung Kadasih mempunyai suara yang khas. Berawal irama suitannya besar dan berakhir kecil juga sangat santar terdengar. Burung Kadasih itu adalah mitos yang dihubungkan dengan berita kematian oleh sebagian warga. Sama halnya dengan Kang Ujang.

Suatu ketika, Kang Ujang sedang asik ngopi pagi di depan teras rumahnya, tak lama terdengar suitan burung Kadasih. Tentu membuat Kang Ujang geram. Ia segera mengambil ketapel anaknya. Dicari peluru batu. Lalu ditarknya karet ketapel itu yang sudah diisi peluru batu dan siap untuk dilontarkan kearah burung Kadasih itu bersuit.

Plak...

Bidikan Kang Ujang meleset, "Sompret!" rutuknya, sambil mempersiapkan lagi peluru batu yang kedua.

Suiing...

Plak...

Burung Kadasih itu berhasil mengelak. Dan terbang menjauh dari Kang Ujang menuju pohon kelapa kuning yang masih pendek pohonnya. Kembali Kang Ujang membidikan katapelnya tepat dimana burung kadasih itu sedang bertengger tepat di buah kelapanya. "Kali ini harus kena!" gumam Kang Ujang.

Kang Ujang menarik karet ketapel kuat-kuar sambil dipicingkan matanya untuk membidik tepat di kepala burung itu.

1

2

3

Prak..

Suit...

Pluk...

Bidikan meleset, burung Kadasih terbang kembali menjauh dari Kang Ujang. Peluru batu itu mengenai tepat di serabut buah kelapanya. Dan kelapa itu meluncur jatuh mengenai batangnya yang miring menjulur dan terpental balik tepat mengenai kepala Kang Ujang.

Prek..

Darah keluar deras dari batok kepala Kang Ujang yang botak. Saat itu juga Kang Ujang tersungkur ke tanah lalu menggelapar dan tewas tak bernyawa dengan kepala rengkah.

Tamat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun