Mohon tunggu...
I am a free soul
I am a free soul Mohon Tunggu... Wiraswasta - A mother of two beautiful souls

Give me fruits and take me to the woods. I am easy to please.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tanjung Aan di Lombok Selatan Sungguh Memukau

30 Mei 2014   19:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:56 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang menyukai wisata pantai (apalagi pantai pantai sepi), simak ini dan segera menyusul ke TKP!

Beberapa waktu lalu saya mengunjungi Lombok bagian selatan untuk beberapa hari. Karena belum pernah sebelumnya, setibanya di kawasan Kuta tempat saya menginap saya menanyai beberapa orang lokal, pantai apa yang harus saya kunjungi di daerah selatan. Beberapa orang menyebut Tanjung Aan di urutan pertama. Jadilah Tanjung Aan tujuan utama saya. Dengan motor sewaan dan berbekal peta, sayapun menuju Pantai Tanjung Aan.

Tak perlu waktu lama menemukan pantai ini, karna jaraknya dari Kuta tak terlalu jauh juga jalanan yang sepi tanpa ada lampu lalu lintas.

Sejenak mulut saya menganga setibanya di pantai ini. Seperti itulah reaksi spontan saya saat melihat keindahan alam yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Pantai cantik berpasir putih dengan ombak yang tenang dan air yang biru kehijauan menandakan pasir di bawahnya putih, serta bukit bukit hijau yang hampir mengelilingi Tanjung Aan. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.

[caption id="attachment_339197" align="aligncenter" width="600" caption="Pasir pantai Pantai Tanjung Aan"][/caption]

Siang itu terik matahari berada tepat di atas kepala saya, menandakan bahwa jam menunjukkan pkl. 12-13:00. Aaahh... tak heran saya tak melihat orang pribumi lain di pantai indah ini. Hanya terlihat beberapa bule yang duduk duduk santai sambil membaca buku di temani minuman dingin di beberapa pondok bambu yang berjejer di tepi pantai . Matahari yang menyengat tentu saja paling di hindari orang orang, termasuk saya. Tapi saat itu menghindari matahari tidak menjadi pilihan karna hati saya berontak ingin menjelajah lebih jauh.

[caption id="attachment_339198" align="aligncenter" width="600" caption="Pantai Tanjung Aan - Lombok Selatan"]

14014269171251025288
14014269171251025288
[/caption]

Tanjung Aan berada di Lombok Selatan. Sekitar 20-30 menit dari kawasan wisata Kuta. Pasir pantainya ada dua jenis, di satu sisi berpasir putih dan ringan, sisi lainnya padat dan berwarna kekuningan. Saya memilih untuk menyusuri pantai yang berpasir padat. Suasananya sangat tenang, terlihat beberapa perahu nelayan yang parkir di tengah laut. Belum lama saya berada di situ, ada seorang bule Perancis yang menghampiri saya dan menyarankan untuk naik ke atas perbukitan. Mmmhh... Perlu beberapa saat untuk memutuskan mau atau tidaknya. Di bawah saja dengan adanya pohon pohon untuk berteduh masih terasa sangat panas apalagi di atas bukit yang hanya ada rumput semata kaki. Tapi... Tak mungkin dia menyarankan untuk naik ke bukit itu tanpa alasan. Penasaran dong pasti, jadi okelah, sayapun memutuskan naik. Dengan sedikit ngos ngosan karena cuaca yang sangat panas, sempat mengukur suhu lewat hp dan keliatan angka 33 derajat, huffhhtt... tak gentar juga dan tibalah saya di atas bukit yang di tunjuk mas bule.

[caption id="attachment_339199" align="aligncenter" width="600" caption="Pantai Tanjung Aan dari bukit kecil di ujung teluknya"]

14014269661838304343
14014269661838304343
[/caption]

[caption id="attachment_339200" align="aligncenter" width="600" caption="Kambing kambing yang merumput di perbukitan Tanjung Aan"]

1401427026269648742
1401427026269648742
[/caption]

Indahnyaaa... Sayapun berjingkrak jingkrak kegirangan karena senangnya bisa melihat pemandangan dari bukit itu. Keindahannya seperti membawa angin sejuk saat tersengat terik matahari. Sayapun mulai menjelajah dari satu bukit ke bukit lain, naik turun tanpa lelah meskipun tenggorokan mulai kering. Setiap bukit menawarkan pemandangan pantai yang berbeda. Aaahhh ini benar benar luar biasa. Seandainya saya bawa tenda atau seandainya ada pohon untuk berteduh mungkin saya betah disana sampai sore. Sayang sekali, yang melindungi badan dari sengatan matahari hanya baju dibadan. Airpun tak ada. Cukup 2 jam saja saya di atas dan memilih kembali turun untuk melanjutkan perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun