Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hari Raya Nyepi dan Hemat Energi

9 Maret 2016   16:49 Diperbarui: 10 Maret 2016   11:17 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption caption="Suasana Nyepi di salah satu tempat di Bali (Liputan6.com)"][/caption]

Energi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Energi memberikan kemudahan manusia dalam melaksanakan berbagai kegiatan sehari-hari. Tetapi, kenyataannya energi yang dihasilkan tidaklah ramah lingkungan. Dengan kata lain, energi yang dihasilkan timbul dari energi yang berasal dari energi fosil yang semakin lama semakin habis. Apalagi, energi yang ada tidak bisa diperbarui (unrenewable energy).

Salah satu energi yang sangat dibutuhkan manusia adalah keberadaan energi listrik. Sampai saat ini, energi listrik masih dikuasai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Secara otomatis, PLN sebagai perusahaan plat merah bertanggung jawab atas kelangsungan dan ketahanan energi listrik. Sayangnya, pembangkit listrik yang dihasilkan masih ada yang membutuhkan bahan bakar solar yang notabene merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari energi fosil yang tidak ramah lingkungan dan suatu saat akan habis.

Untuk mempertahankan kondisi energi di negeri, Pemerintah berupaya dalam berbagai tindakan dan kampanye tentang pentingnya hemat energi listrik. Tentunya, upaya penghematan energi dilakukan dalam tindakan yang nyata. Seperti, mematikan lampu listrik saat tidak digunakan dan mematikan listrik pada kurun waktu tertentu.

Pemakaian energi listrik yang tidak terkontrol akan mengakibatkan krisis energi. Namun, di balik kebutuhan listrik yang semakin tinggi, masyarakat Bali mampu melakukannya melalui jalur spiritual. Menghadapi Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali melakukan proses meditasi dalam keheningan dan sunyi.

Apalagi, melalui prosesi Catur Brata Penyepian yang di antaranya: AMATI GENI (Tidak menyalakan api, lampu dan mengendalikan amarah), upaya hemat energi bisa dilakukan di seluruh pulau Bali. Kondisi tersebut pun telah diakui oleh dunia internasional.
Beban kebutuhan energi listrik masyarakat Bali yang selalu melonjak tinggi memang selama ini disokong dari pembangkit energi di Pulau Jawa. Jangan kaget, jika pembangkit listrik di Jawa mengalami hambatan, maka akan terjadi pemadaman bergilir di pulau Bali. Oleh sebab itu, PLN merasa terbantu dengan adanya Hari Raya Nyepi di Bali setiap tahunnya.

Menghadapi Hari Raya Nyepi bukan hanya meningkatkan kesadaran spiritual. Tetapi, sebagai salah satu cara terbaik dalam upaya penghematan penggunaan energi listrik. Di mana, dengan menghemat listrik berarti memberikan peningkatan nilai Ketahanan Energi.

[caption caption="Pembangkit Listrik (Tribunnews.com)"]

[/caption]

Pada Hari Raya Nyepi tahun 2015 lalu, listrik yang digunakan oleh masyarakat Bali mengalami beban puncak pada siang hari pada pukul 15,30 WITA yaitu sebesar 471.5 Mega Watt (MW) dan turun cukup drastis sebesar 165.9 MW dibandingkan beban yang terjadi pada siang hari yang sama sebelum Nyepi (tanggal 14 Maret 2015 sebelum Nyepi) yaitu sebesar 637.4 MW. Pada saat siang hari memang masyarakat Bali tidak terlalu membutuhkan penerangan karena terbantu dengan adanya sinar matahari.

Sedangkan, pada saat Nyepi tahun 2015, kebutuhan akan energi listrik mengalami beban puncak pada malam hari yaitu pukul 19.00 WITA adalah sebesar 478.7 MW dan turun 216.5 MW dibandingkan beban puncak saat malam hari (tanggal 14 Maret sebelum Nyepi) 2015 sebesar 695.2 MW dan terjadi pada pukul 19.30 WITA. Penggunaan ini biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk penerangan anak bayi/balita.

Kurang lebih 1.090.000 pelanggan di pulau Bali telah melakukan hemat energi secara serentak yang mengakibatkan Bali menjadi gelap gulita, karena seluruh penerangan listrik dipadamkan, baik di jalan maupun rumah penduduk. Menurut Humas PLN Bali, I Wayan Radika menuturkan, bahwa pada tahun 2015 lalu beban yang ditanggung PLN per hari mencapai 695,3 megawatt. Sedangkan, pada saat Nyepi mengalami penurunan listrik hingga 478,7 megawatt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun