Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita Melamar Pria, Emang Ada?

20 Februari 2022   22:26 Diperbarui: 20 Februari 2022   22:31 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu proses pernikahan adat Bali (Sumber: shutterstock)

Membaca judul artikel ini mungkin membuat dahi ada mengkerut. Emang ada sih, wanita melamar pria? Jawabannya jelas ADA. Wanita melamar pria hanya ada di Bali. Namanya PERNIKAHAN NYENTANA.

Dalam perkawinan biasa, lelakilah yang melamar gadis untuk dijadikan istrinya. Namun dalam PERKAWINAN NYENTANA memberikan bukti nyata bahwa gadislah yang melamar pria. Selanjutnya, si pria diajak tinggal di rumah si wanita. Dan, keturunannya akan menjadi milik dan melanjutkan keturunan keluarga istrinya.

Perlu diketahui bahwa adat perkawinan di Bali pada umumnya menganut sistem garis patrilineal atau Purusa. Di mana, hubungan seseorang terhadap keluarga bertumpu pada garis ayah.

Hal ini memberikan pemahaman bahwa hubungan keluarga tidak memperhitungkan garis ibu. Itulah sebabnya, anak laki-laki lebih penting dibandingkan anak perempuan, karena laki-laki memikul tanggung jawab.

PERKAWINAN NYENTANA menyebabkan perubahan status purusa dari pihak wanita dan pradana dari pihak laki-laki. Hal ini memberikan arti bahwa wanita akan bertindak seperti pria, dan sebaliknya pria akan bertindak seperti wanita.

Menurut pengamatan saya, ketika pria dilamar wanita dalam prosesi perkawinan nyentana. Maka, pria tersebut tidak lagi mempunyai hak waris di keluarganya. Dengan kata lain, pria lepas dari penguasaan harta atau warisan.

Itulah sebabnya, ketika pria mau diajak untuk perkawinan nyentana, biasanya pihak wanita berasal dari keluarga yang berkecukupan. Karena, sang wanita nantinya akan menafkahi prianya. Sekali lagi, dalam hal ini, wanita akan bertindak seperti ayah dalam sebuah keluarga.

Sebenarnya, perkawinan nyentana ditentang oleh masyarakat Bali. Salah satu hal menarik karena terjadinya perubahan status. Seperti, terjadinya PUTRIKA yang merupakan proses perubahan status dan kedudukan wanita secara adat untuk menjadi pria. Meskipun, secara biologis masih tetap merupakan wanita.

Dalam berbagai artikel yang saya baca. Dan, oleh-oleh hasil berbincang dengan masyarakat Bali. Pernikahan nyentana menyebabkan adanya proses Putrika. Yaitu, wanita Putrika memiliki kedudukan dan kewajiban sebagai berikut:

  • Sebagai pria dalam keluarga dalam hal menentukan keluarga.
  • Ahli waris bagi keluarga.
  • Penerus keturunan keluarga.
  • Mengurus keluarga.
  • Menjadi anggota desa adat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama.
  • Meneruskan tradisi yang telah diwariskan keluarga.
  • Membina keutuhan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun