Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Silaturahmi Virtual Tetap Asik di Hari Raya Lebaran Saat Pandemi

14 Mei 2021   03:42 Diperbarui: 14 Mei 2021   03:50 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahmi Hari Raya Lebaran saat Pandemi melalui perangkat gadget (Sumber: dokumen pribadi)

Tentu, Pemerintah mempunyai alasan kuat melakukan larangan mudik. Yaitu, mencegah timbulnya penyebaran Covid-19 di kampung-kampung atau tujuan mudik. Pemerintah tidak ingin terjadi lonjakan positif Covid-19 seperti yang terjadi di negara India. Hingga, negara tersebut melakukan  lockdown.

Namun, sepertinya larangan mudik tersebut tidak dipatuhi oleh banyak orang. Dengan alasan, mudik sangat penting karena terjadi setahun sekali. Juga, agar bisa bersilturahmi dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Perlu diketahui bahwa orang yang memaksa mudik, tidak peduli apa yang akan terjadi. Jika, terjadi kluster baru penyebaran Covid-19.

Saya pribadi, sudah 2 kali mengalami Hari Raya Idul Fitri di perantauan saat Pandemi. Mematuhi anjuran Pemerintah untuk tidak melakukan mudik ke kampung halaman. Dengan alasan, takut terjadi penularan Covid-19 selama perjalanan mudik. Bukan itu saja, Pemerintah yang melakukan penyekatan di beberapa titik, menjadi barikade ketat untuk pemudik. Dan, pemudik akan dipaksa untuk balik arah ke tempat asal.

Kondisi Pandemi yang masih terjadi hingga sekarang, membuat saya dan keluarga bertahan untuk tidak mudik dulu. Sebenarnya, saya dan keluarga juga kangen dan ingin pulang kampung. Untuk menemui orang tua, keluarga dan teman di kampung halaman. Namun, kesehatan saya dan keluarga di kampung lebih penting dari segalanya.

Bahkan, sholat Idul Fitri pun saya lakukan di rumah saja. Saya benar-benar takut jika terjadi kluster baru penyebaran Covid-19. Apalagi, Pemerintah Kota Denpasar tidak merekomendasikan untuk diadakannya sholat Idul Fitri di masjid atau mushola. Semua demi kebaikan bersama, demi pemulihan ekonomi dan pariwisata Bali.

 

SILATURAHMI VIRTUAL TETAP ASIK

 

Peraturan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui Surat Edaran (SE) Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Salat Idul Fitri Tahun 1442 H/2021 M di Saat Pandemi. Beberapa hal penting dari surat edaran tersebut berisi tentang aturan takbiran.

Di mana, takbir keliling ditiadakan untuk mengantisipasi keramaian. Sebagai gantinya maka kegiatan takbiran dapat disiarkan secara virtual dari masjid atau mushola. Jikalau terpaksa diadakan di masjid atau mushola. Maka, batas maksimal hanya 10 persen dari kapasitas masjid atau mushola. Dengan mengedepankan protokol kesehatan.

Bukan hanya masalah takbir keliling, masalah sholat idul fitri di masjid, mushola atau tanah lapang juga ditiadakan. Tentu, untuk mencegah terjadinya  kerumunan yang berpotensi bisa menyebarkan Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun