Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Spirit Sound of Borobudur untuk Mereka Ulang Peradaban dari Relief Musik Candi Borobudur

11 Mei 2021   02:44 Diperbarui: 11 Mei 2021   02:44 3598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan Candi Borobudur sebagai Wonderful Indonesia tidak pernah lepas dari kekuasaan Dinasti atau Wangsa Syailendra. Perlu diketahui bahwa Wangsa Syailendra adalah wangsa terkenal yang berkuasa atas Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno (Kerajaan Medang) sejak tahun 752 M.

Menurut sejarah, Candi Borobudur adalah candi yang bercorak Buddha. Dibangun pada saat pemerintahan Raja Samaratungga. Pembangunannya memakan waktu lebih dari setengah abad. Dan, candi fenomenal yang berlokasi di Magelang Jawa Tengah tersebut diresmikan oleh Putri Pramodawardhani, putri dari Raja Samaratungga dan Dewi Tara (putri dari Kerajaan Sriwijaya).

Nama Borobudur pun bersumber dari berbagai versi. Namun, sumber yang bisa menguatkan nama Borobudur tersebuat adalah naskah Jawa kuno dari Nagarakretagama yang dikarang oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Nama Bore-Budur menjadi BoroBudur.

WARISAN BUDAYA DUNIA

Di era wangsa Syailendra, keberadaan Candi Borobudur menjadi kebanggaan penganut agama Buddha Mahayana. Namun, jaman keemasan Candi Borobudur tersebut tenggelam sekitar abad ke-14. Hal ini dikarenakan Gunung Merapi yang mengalami erupsi. Juga, karena pengaruh masuknya ajaran agama Islam.

Waktu yang lama, Candi Borobudur terkubur dalam tanah dan tertutup oleh semak belukar. Namun, hilangnya Candi Borobudur tersebut, akhirnya bisa ditemukan kembali pada tahun 1814. Peranan Gubernur Jenderal Inggris yang berkuasa atas Jawa Sir Thomas Stamford Raffles mampu menemukan keberadaan Candi Borobudur yang hilang selama berabad-abad.

Hingga sekarang, Candi Borobudur menjadi kebanggaan destinasi wisata bangsa Indonesia. Dan, telah diakui UNESCO sebagai peninggalan sejarah dunia yang sangat penting untuk dilestarikan. Candi Borobudur sungguh fenomenal karena menjadi destinasi wisata tunggal bangsa Indonesia yang mampu menyedot jutaan wisatawan. Baik wisatawan dalam negeri maupun asing.

Bukan hanya stupa dan arca Buddha Candi Borobudur yang menarik wisatawan. Tetapi, pengunjung juga harus tahu bahwa Candi Borobudur memiliki 3 tingkatan penting. Tingkatan tersebut memberikan makna tentang perjalanan hidup manusia. Adapun,  3 tingkatan tersebut adalah: 1) Tingkatan Kmadhtu (ranah hawa nafsu); 2) Tingkatan Rupadhatu (ranah berwujud) dan 3) Tingkatan Arupadhatu (ranah tak berwujud).

Stupa dan arca buddha di Candi Borobudur (Sumber shutterstock)
Stupa dan arca buddha di Candi Borobudur (Sumber shutterstock)
Candi Borobudur memiliki pahatan sebanyak 504 arca Buddha, yang membuat banyak wisatawan terpesona. Selain itu, susunan relief yang ada di Candi Borobudur juga menjadi daya tarik yang luar biasa.

Relief di Candi Borobudur bisa menjadi bukti tentang kondisi masyarakat Jawa saat pemerintahan Raja Samaratungga. Ada 2.672 panel relief yang ada di Candi Borobudur. Jika anda menyusunnya secara berantai, maka anda membutuhkan tempat sepanjang 6 km.  Jangan kaget, jika dunia menganugerahi Candi Borobudur sebagai candi beraliran Buddha yang terlengkap dan terbanyak di dunia..

Menarik, keberadaan relief Candi Borobudur menceritakan berbagai kisah penting. Perlu anda ketahui bahwa relief Candi Borobudur menceritakan 4 kisah utama kepada wisatawan. Adapun, kisah-kisah tersebut adalah: Karmawibangga, Lalitawistara, Jataka/Awadana, serta Gandawyuha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun