Saya sempat menelepon saat acara pernikahan berlangsung, "pak Lik, nyuwun sewu. Kulo sareng Ratna boten saget hadir teng acara pernikahanipun Besoes. Nyuwun sewu sanget". Dari ujung telepon pun dijawab, "rapopo cas, sing penting awakmu sehat bregas waras. Kirim donga wae". Â
Makam Bernisan Hitam
Acara halal bihalal di Solo tahun 2018 sungguh mengesankan. Yang diakhiri dengan acara makan bersama. Acara halal bihalal tersebut juga menjadi halal bihalal terakhir bersama Pak Lik Sukarmin. Sebelum dipanggil Yang Maha Kuasa.
Tahun 2019, saya tidak bisa mudik Lebaran. Karena, sedang konsentrasi mencarikan tempat kuliah anak saya. Oleh sebab itu, saya tidak sempat halal bihalal dengan keluarga di Solo, khususnya dengan Pak Lik Sukarmin.
Dan, di tahun 2019 juga. Pak Lik Sukarmin meninggal dunia. Ketika, saya tidak sempat ikut mengantarkannya ke peristirahatan terakhir. Sungguh, sebuah penyesalan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Di awal tahun 2020 lalu, saya berkesempatan pulang ke Ngawi. Saya menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Pak Lik Sukarmin. Sebagai rasa penyesalan saya. Yang tidak sempat berkomunikasi sebelum beliau meninggal dunia.
Setelah lebih dari 3 tahun lamanya, akhirnya saya bisa berjumpa dengannya. Bukan dalam keadaan saling duduk berhadapan. Yang diselingi dengan senyuman manis kala beliau menanyakan kabar kami. Tetapi, pertemuan kami  justru kala beliau telah meninggalkan kami. Untuk menghadap Sang Pemilik Alam Jagat Raya ini.
Di makam yang bernisan hitam itu, Pak Lik Sukarmin sudah terbaring dalam kedamaian. Saya terus memanjatkan doa. Semoga amal dan kebaikan beliau ketika di dunia diterima oleh Allah SWT.
Selamat jalan Pak Lik. Semoga tenang dan damai di sisi-NYA. Kami sekeluarga selalu mendoakan yang terbaik. Aamiin. Â Â Â