Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bali Bikin Kejutan, Asupan Nutrisi Seimbang Bisa Menurunkan Jumlah Stunting

23 Oktober 2019   22:35 Diperbarui: 28 Oktober 2019   17:49 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asupan Nutrisi Seimbang / dokpri

Perlu diketahui bahwa sejak tahun 2007-2018, prevalensi stunting balita nasional  cenderung turun. Berdasarkan Riskedas tahun yang sama, prevalensi stunting balita bisa digambarkan pada grafik berikut:

Persentase prevalensi stunting Indonesia tahun 2007-2018 (Sumber: Riskedas 2007-2018)
Persentase prevalensi stunting Indonesia tahun 2007-2018 (Sumber: Riskedas 2007-2018)
Apa sih dampak stunting? Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan menurunkan produktifitas. Dampak masa depan bisa menghambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.

Stunting menggerus dana Produk Domestik Bruto (PDB) kurang lebih Rp 260-390 triliun setiap tahunnya. Bisa menjadi dana Bantuan Langsung Tunai bagi 100 juta penduduk Indonesia selama setahun.  

Oleh sebab itu, Pemerintah melakukan program penanganan stunting. Warta Kesmas  edisi 02 tahun 2018, memberitakan Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan acara Stunting Summit bertema "Bersama Cegah Stunting" tanggal 28 Maret 2018 di Jakarta.

Hasilnya, penanganan stunting harus melibatkan multisektor, seperti: Kementerian/Lembaga (K/L) teknis dan satu Kementerian Koordinator. Bekerja sama dengan para pemangku kepentingan pembangunan, seperti pemerintah daerah, dunia usaha, kelompok masyarakat madani, organisasi profesi dan akademisi, mitra pembangunan, serta media massa.

Kementerian Kesehatan RI mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus pada 3 (tiga) kegiatan yaitu: meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta deteksi dini penyakit.

Sedangkan, dalam penanganan stunting dikenal istilah 5 pilar, yakni: Pilar 1: Komitmen dan Visi Pemimpin Tertinggi Negara; Pilar 2: Kampanye Nasional berfokus pada pemahaman, perubahan perilaku, komitmen politik, dan akuntabilitas; Pilar 3: Konvergensi, Koordinasi, dan Konsolidasi Program Nasional, Daerah, dan Masyarakat; Pilar 4: Mendorong Kebijakan Nutritional Food Security; dan Pilar 5: Pemantauan dan Evaluasi.

5 pilar penanganan stunting (Sumber: Kemnekes RI)
5 pilar penanganan stunting (Sumber: Kemnekes RI)
Adapun, program pemerintah untuk menangani stunting di kabupaten/kota di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 2018. Untuk selengkapnya bisa lihat gambar berikut:

Penanganan stunting kabupaten/kota tahun 2018-2021 (Sumber: Kemenkes RI)
Penanganan stunting kabupaten/kota tahun 2018-2021 (Sumber: Kemenkes RI)
Dari gambar di atas, pada tahun 2019, pemerintah melakukan usaha penurunan prevalensi stunting pada 160 Kabupaten di seluruh Indonesia. Sementara kabupaten di Bali yang mendapatkan program itu adalah Kabupaten Buleleng dan Gianyar.

PENURUNAN PREVALENSI
Hal terpenting untuk menurunkan prevalensi stunting adalah memberikan asupan nutrisi seimbang. Menurut dr. Erica Lidya Yanti, asupan nutrisi seimbang dengan memberikan protein balita di atas 6 bulan.

Diperoleh dari nabati (kacang-kacangan, umbi-umbian, biji-bijian, dan sayuran). Sedangkan, dari hewani (daging sapi, ayam, ikan, telur, dan susu). Untuk balita usia 6-12 bulan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan. Dan, balita usia 1-3 tahun mengonsumsi protein harian sebesar 1,05 g/kg berat badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun