Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Penting! Demi Menjaga Hati Selama Berpuasa, Tetaplah Bijak dalam Media Sosial

17 Mei 2019   02:58 Diperbarui: 17 Mei 2019   03:10 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS


Kini, media sosial telah menjadi kebutuhan primer. Ketika bangun tidur, banyak orang mencari smartphone-nya. Untuk mengetahui, apa yang terjadi di media sosial. Media sosial telah menjadi barang kasat mata yang sangat penting.

Media sosial penting bagi setiap orang. Kapan pun dan di manapun, smartphone tidak pernah lepas dari genggaman. Apa yang diincar, selain berita terhangat, media sosial menjadi buruan utama. Membuat status pribadi atau membuka status orang lain dan memberikan komentar adalah kebiasaan yang tidak pernah lepas di era media sosial.

Batasan Kabur
Media sosial telah membentuk perubahan karakter manusia. Sebelum datangnya era digital, orang rajin bersilaturahmi dan bertemu langsung untuk saling komunikasi. Sekarang eranya berubah.
Banyak kalangan beranggapan bahwa era digital, setiap orang begitu mudah untuk saling menyapa dalam dunia maya. Lebih mudah dan lebih cepat. Tidak perlu bertemu langsung, buang waktu dan energi.

Menarik, media sosial menjadi ajang menciptakan akun asli dengan nama "palsu", akun abal-abal alias hantu dan akun robot. Juga, memasang visual pemilik akun yang membuat orang lain tidak paham. Kondisi inilah yang menyebabkan tidak ada batasan etika "sopan santun".

Ketika akun media sosial seseorang dengan berpendidikan tinggai membuat postingan negative. Maka, postingan tersebut merangsang orang lain dari berbagai kalangan usia, pendidikan dan gender.
Celakanya, saat akun abal-abal atau anak di bawah umur berkomentar "nyinyir" tentang postingan tertentu. Kondisi ini mengundang rasa prihatin. Karena, anak kecil "menceramahi" orang dewasa dan berpendidikan tinggi.

Inilah salah satu dari sisi kelam media sosial. Setiap orang "dengan mudah" berkomentar negatif "tanpa memandang" atau "memang tidak paham" jati diri akun media sosial orang lain.
Media Sosial juga membuat batasan antara masalah pribadi dan publik menjadi abu-abu alias kabur. Banyak orang yang mencurahkan masalah "sangat" pribadi di media sosial. Semestinya masalah tersebut menjadi konsumsi sendiri.

Banyak orang juga mulai mudah nyinyir, berkomentar negatif baik di akun sendiri maupun akun media sosial orang lain. Tanpa memperhatikan rambu-rambu etika. Mereka tidak berpikir bahwa komentar atau postingan negative sangat rentan "menyinggung" pribadi atau sekelompok orang.

Media sosial telah membentuk pribadi-pribadi yang belum memahami batasan antara konsumsi sendiri dan konsumsi publik. Memahami batasan tentang hujatan, nyinyiran atau motivasi positif bagi orang lain.

Banyak di antara mereka yang "belum" memahami bahwa setiap postingan yang telah terpasang di media sosial adalah milik publik. Setiap orang bisa mengaksesnya.

Media social memberikan batasan yang kabur antara masalah pribadi dan publik (Sumber : dokumen pribadi)
Media social memberikan batasan yang kabur antara masalah pribadi dan publik (Sumber : dokumen pribadi)

Bijak Media Sosial
Bagaimana dengan bulan Ramadan? Sepertinya, media sosial dan bulan Ramadan sangat berhubungan erat. Bagai pinang dibelah dua. Perlunya menggunakan media sosial sebaik mungkin. Dalam bahasa  digital, perlunya pemahaman tentang Literasi Digital. Memahami dan menganalisa ranah digital dengan baik, khususnya media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun