Raya Idul Fitri atau Hari Lebaran telah tiba. Hari Kemenangan bagi umat Islam setelah satu bulan penuh berpuasa. Hari bahagia setelah satu bulan penuh menahan haus, lapar dan hal-hal yang membatalkan puasa.
Serta menahan diri dari segala godaan setan. Inilah saat umat Islam kembali ke fitrah (kesucian) seperti anak yang baru dilahirkan. Juga, seperti kertas yang belum dicoret-soret dengan noda atau pulpen sekalipun.
Ada beberapa momen penting yang biasa dilakukan oleh setiap keluarga di hari pertama Hari Raya Lebaran. Setidaknya, ada 4 momen penting yang sering dilakukan umat Islam di hari pertama Hari Raya Lebaran yaitu:
Sholat 'Ied Â
Sholat 'ied merupakan sholat yang "sunah" dan mendekati "wajib" yang  dilakukan setiap umat islam. Sholat yang dilakukan setelah fajar muncul. Sholat ini menunjukan pelengkap puasa anda dan menandakan awal dari bulan syawal.
Sholat 'ied wajib dilaksanakan secara berjamaah sebanyak dua rokaat dan diisi dengan khutbah pada akhir sholat. Khutbah sholat 'ied yang yang mayoritas berisi tentang kemenangan umat Islam setelah mengarungi samudra haus, lapar dan berbagai nafsu yang membatalkan puasa.
Sholat 'ied mengawali umat Islam untuk merayakan kemenangan sebagai manusia yang suci dari dosa. Hari bahagia yang dirayakan dengan gembira. Inilah  ititik balik manusia kembali kepada kesucian (fitrah).
Hari pertama pada Hari Raya Idul Fitri juga menjadi waktu yang spesial untuk berziarah kepada keluarga yang telah mendahului untuk menghadap Allah SWT. Bukan hanya kebahagiaan di dunia saja, tetapi ingat kepada kematian membuat anda lebih bersyukur dan berbuat lebih baik pada bulan-bulan berikutnya, khususnya bisa bertemu lagi dengan bulan Ramadhan tahun depan.Â
Berziarah juga memberikan gambaran bahwa kematian akan datang kapan saja tanpa ijin manusia. Malaikat pencabut nyawa tak perlu mengetuk pintu anda terlebih dahulu. Itulah sebabnya, setiap hari pertama Hari Raya Idul Fitri menjadi ajang yang istimewa untuk berziarah kepada keluarga yang telah menghadap sang Maha Pemilik Jagat Raya.
Manusia hanyalah sebutir di antara gurun pasir yang Maha Luas. Berziarah juga menjadi momen kepasrahan manusia kepada Allah SWT. Kepasrahan kepada pemilik nyawa yang kapan saja bisa mengambilnya kembali. Berziarah menjadi ajang perenungan manusia bahwa ada dunia kematian setelah kehidupan.
Hari pertama di Hari Raya Idul Fitri memang perlu menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Menggabungkan kegembiraan bersama keluarga yang masih hidup juga memberikan dukungan doa-doa kepada keluarga yang telah kembali ke alam lain. Setiap orang berharap agar kegembiraan di Hari Raya Idul Fitri juga bisa dinikmati keluarga di alam sana dan tersenyum kepada anda saat merayakan Hari Raya Lebaran.
Hari Lebaran merupakan saat yang indah untuk memenuhi area meja makan. Mencicipi menu hari raya terbaru. Berbagai wajah senyum sumringah melihat menu yang tersaji di meja makan. Dan, hari Lebaran merupakan saat yang diharamkan untuk melakukan puasa. Waktu yang menyenangkan untuk mencoba menu lebaran dengan suka cita. Kadangkala, menu Hari Lebaran juga tidak perlu mewah tetapi mampu memberikan kebahagiaan keluarga.
Ya, berkumpul dengan keluarga saat Hari Raya Idul Fitri memang menjadi momen yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Apalagi, saat semua yang hadir memberikan rasa bahagia. Di meja makan itulah, kebersamaan itu terjalin erat. Bukan hanya berbagai menu yang tersaji di meja makan saja berbaur menjadi satu tetapi kebahagiaan mampu bersatu menjadi satu untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Hari pertama di Hari Raya Lebaran menjadi momen yang istimewa untuk saling bermaaf-maafan anggota keluarga terutama kepada kedua orang tua. Saat inilah, ketika hati tersentuh atas kemenangan hari raya tidak mampu untuk membendung air mata bahagia. Air mata yang memberikan pertanda untuk membebaskan dari segala dosa antar sesama manusia  (habluminannaas) di hadapan Allah SWT.
Momen bermaaf-maafan juga menunjukan momen kerendahan hati manusia sebagai makhluk yang tidak lepas dari dosa-dosa tetapi ingin menghapusnya dengan kebaikan. Dan, manusia hanya beranggapan bahwa tak pantas masuk ke surga tetapi tidak kuat atas siksa neraka. Saat saling bermaafan itulah menjadi momen penting untuk melepaskan segala dosa yang menjerat manusia.
Ajang bermaaf-maafan juga dilanjutkan dengan keluarga dan tetangga yang berada di sekitar tempat tinggal anda. Setiap manusia mempunyai dosa yang telah diperbuat dengan orang lain. Oleh sebab itu, saling bermaafan di hari pertama hari raya Idul Fitri menjadi momen penting yang jangan dilewatkan begitu saja. Ya, momen yang sangat penting untuk mengucapkan "minal aidzin wal faizin" secara langsung dan tatap muka.
Ngawi - Jawa Timur, 14 Juni 2018
Catatan:
Saya, Casmudi dan keluarga mengucapkan  "Minal Aidzin Wal Faidzin", Mohon Maaf Lahir dan Batin atas segala khilaf kepada manajemen Kompasiana dan para Kompasianer serta para pembaca jika tulisan yang telah saya buat mungkin menyinggung perasaan anda.
Saya dan keluarga mohon maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan (tulisan) yang telah diperbuat baik disengaja maupun tidak disengaja. Saya hanyalah manusia biasa. Sesungguhya, segala kebaikan mutlak datangnya dari Allah SWT Yang Maha Agung dan segala kesalahan semata-mata datang dari saya pribadi.