Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koster-Ace, Menjaga Pesan Megawati di Pilgub Bali

14 Januari 2018   04:32 Diperbarui: 14 Januari 2018   08:23 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paket Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) bersama Ketua Umum PDIP Megawati (Sumber: Tribunnews, 7/1/17)

Tak dapat dipungkiri bahwa PDI Perjuangan merupakan partai pemenang pada Pilkada tahun 2014 lalu khususnya di Bali. Partai Moncong putih dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri masih menjadi sosok yang sangat dihormati. Oleh sebab itu, setiap wejangan atau statement Megawati selalu ampuh untuk ditindaklanjuti internal partai.

Seperti, siapa sosok yang akan maju dalam kontestan Pilgub Bali 2018 mendatang. Maka, pengurus elit partai hanya mampu memilah-milah siapa  yang akan diusung. Tetapi, rekomendasi dari "nyonya besar" partai moncong putih adalah yang utama. Oleh sebab itu, siapapun yang hendak maju menjadi Kepala Daerah maka "wajib" merapat ke Megawati.

Wayan Koster dan Cok Ace merupakan sosok yang beruntung mendapatkan restu dari Megawati untuk maju dalam Pilgub Bali 2018. Dan, sejak restu dikeluarkan maka baliho bergambar Wayan Koster dan Cok Ace beserta gambar lainnya seperti Bupati, pengurus partai moncong putih di tingkat cabang dan ranting serta pihak lain yang mendukungnya bertebaran se-antero Bali. 

Masyarakat Bali berharap besar bahwa sosok yang menang dalam Pilgub Bali 2018  nanti adalah sosok yang pro rakyat dan siap menjaga Ajeg Bali. Tentunya, amanat rakyat berada di pundak sang pemenang di Pilgub 2018  nanti. Namun, pasangan Koster-Ace pada Pilgub Bali 2018 sangatlah menarik. Bukan hanya pesan masyarakat Bali terhadap setiap Cagub tetapi pesan sang Ketua Umum Megawati-lah yang membuatnya tidak bisa tidur nyenyak hingga hari pencoblosan tiba.

Karena, pasangan Koster-Ace "wajib" menang dalam Pilgub Bali 2018 nanti.  Berkaca dari pasangan calon kepala daerah yang direstui Megawati kalah dalam Pilkada di beberapa daerah di Indonesia, maka kemenangan Koster-Ace merupakan sebuah keniscayaan. Sebuah tugas berat yang harus diwujudkan oleh kubu Koster-Ace dan tim suksesnya.  

Perlu diketahui bahwa Koster-Ace merupakan sosok yang teruji dalam perpolitikan Bali. Cok Ace yang merupakan keluarga Puri Ubud pernah menjabat Bupati Gianyar periode 2003-2008. Menurut Megawati yang dilansir oleh Tribunnews.com (11/11/2017) menyatakan, "Kalau mau jadi pemimpin yang malang melintang baik DPRD Tingkat II atau I atau DPR RI. Biasa bicara dengan Pemerintah.  Cok Ace ini pernah jadi Bupati Gianyar 2003-2008".

Bahkan, pada tanggal 10 November 2017 lalu di hadapan jajaran elit PDIP se-Bali, Megawati menekankan seluruh komponen PDI Perjuangan untuk berjuang. Yang menarik, Megawati mengancam tidak akan ke Bali lagi jika pasangan Koster-Ace kalah dalam Pilgub Bali 2018. 

Tetapi, perlu dipahami bahwa loyalitas sang pemilih tentu menjatuhkan pilihannya tentu berdasarkan hati nurani. Dengan catatan, bagi kaum terdidik dan intelektual akan membaca dan memahami track record pasangan terlebih dahulu dan akhirnya menjatuhkan pilihannya. Sedangkan, untuk golongan lainnya biasanya menjatuhkan pilihannya berdasarkan loyalitas partai pengusung, ajakan teman atau keluarga, atau informasi yang diperoleh dari ranah digital.

Ancaman Megawati terhadap kubu Koster-Ace bisa berarti serius karena Bali yang merupakan basis partai moncong putih "harus" menang untuk pasangan yang diusungnya. "Tidak bisa dibayangkan" jika pasangan tersebut kalah dalan Pilgub 2018 nanti. Maka, stigma bahwa PDI Perjuangan selalu mendominasi kemenangan Pilkada akan luntur karena kontestan Pilgub merupakan Tolok Ukur kemapanan partai di sebuah Provinsi.

Kekalahan di Pilgub 2018 nanti juga akan berdampak besar terhadap jatuhnya pilihan masyarakat untuk ajang Pilkada selanjutnya. Kalau tidak diantisipasi secepatnya maka suara loyalis akan berpindah ke lain hati. Karena, partai mayoritas yang mengusung Koster-Ace sudah tidak bisa diandalkan. Selanjutnya, suara partai dari kubu lain akan menggilas suaranya.

Itulah sebabnya, ancaman Megawati dianggap serius karena jangan sampai ada anggapan, "Di Bali yang mayoritas PDIP saja kalah dalam Pilgub maka daerah lain tentu lebih mudah untuk mengalahkannya". Dan, masa depan PDIP pun akan menjadi taruhannya. Menurut saya, itulah yang ditakutkan Megawati jika kekalahan Koster-Ace benar-benar terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun