Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bonus Demografi, Puncak Keemasan Pembangunan Bangsa

18 September 2016   00:37 Diperbarui: 4 April 2017   17:41 8641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kacamata Bonus Demografi, wirausaha mempunyai 2 manfaat penting, yaitu: 1) secara ekonomi, seorang wirausaha dapat mengurangi tingkat ketergantungan terhadap orang lain karena akan melahirkan jiwa-jiwa yang mandiri; 2) secara sosial, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi orang lain.

Menghadapi puncak Bonus Demografi, pertumbuhan ekonomi Indonesia beranjak naik. Perlu diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I tahun 2014 dibandingkan dengan semester I tahun 2013 cukup tinggi yaitu di level 5,17 (Biro Pusat Statistik (BPS), 2014). Tentunya, besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kenaikan jumlah tenaga kerja, kenaikan modal fisik atau Sumber Daya Manusia (SDA), dan kenaikan produktivitas yang turut mendorong meningkatnya Gross Domestic Product (GDP).

Tahun 2016, jumlah penduduk Indonesia sekitar 255 juta jiwa dengan 67,3% atau sekitar 172 juta jiwanya adalah penduduk usia produktif angkatan kerja. Sedangkan, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tentang proyeksi jumlah penduduk Indonesia menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 296 juta jiwa pada tahun 2030 saat puncak Bonus Demografi dengan jumlah angkatan kerja mencapai 68,1% atau 202 juta jiwa (Bappenas, 2013). Sebuah modal yang besar untuk mempercepat pembangunan bangsa.

Jumlah penduduk usia produktif saat puncak Bonus Demografi merupakan anugerah yang luar biasa bangsa Indonesia dalam bidang ketenagakerjaan. Dengan pencapaian angkatan kerja mencapai 69 persen dari seluruh jumlah penduduk yang ada sesuai data Bank Dunia berakibat pada rasio angka ketergantungan (Dependency Ratio) hanya sebesar 43 persen yang menunjukkan bahwa setiap 100 angkatan kerja berbanding dengan 43 yang bukan angkatan kerja. Kondisi tersebut merupakan saat yang paling baik menggali sektor ketenagakerjaan. Dan sektor yang paling mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia adalah pertanian (agriculture),industri (industry), danpeayanan jasa (service).

Perlunya bangsa Indonesia memanfaatkan sebesar-besarnya masa keemasan pembangunan bangsa ketika puncak Bonus Demografi terjadi berkaca pada negara-negara lain yang berhasil mengatasi puncak Bonus Demografi yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) seperti: Brasil, Rusia dan India. Untuk negara-negara yang ada di Asia seperti: Thailand, Tiongkok, Taiwan dan Korea, masuknya Bonus Demografi berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 10-15 persen.

Sekarang, giliran bangsa Indonesia yang perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi puncak Bonus Demografi. Ingat, Bonus Demografi akan terjadi sekali dalam peradaban bangsa Indonesia. Jika bangsa Indonesia mempersiapkan dengan matang, maka puncak keemasan pembangunan bangsa bisa diraih. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa besar di tataran dunia.

Namun, jika bangsa Indonesia tidak mampu mengelola dengan baik datangnya puncak Bonus Demografi, maka bangsa Indonesia akan menyesal seumur hidupnya dan menjadi negara gagal. Kekuatan ada di tangan bangsa Indonesia. Dan tantangan dan harapan Bonus Demografi itu siap atau tidak siap harus dihadapi. Jadi, persiapan yang matang bangsa Indonesia adalah kunci keberhasilan menghadapi Bonus Demografi.

Referensi:

Jppn.com | Katadata.co.id | Seputarpembahasan,com | Liputan6.com | Bps.go.id | hukumonline.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun