Dear Diary,
Ga pernah terbayangkan sebelumnya kalau aku bisa jatuh hati pada seseorang yang sudah menjadi milik orang lain (dan aku pun sama). Entah takdir apa ini? Aku ga bisa terima, tapi aku bisa apa..kini dia sudah berada dalam hati ini. Aku yang telah dijodohkan dengan pilihan orang tuaku, ga pernah terlintas akan bisa menyukai orang lain kembali. Dan sekarang hatiku selalu merasa sakit saat memikirkannya. Dan air matapun mengalir saat tersadar akan takdir yang ada diantara kami.Â
Adi, adalah rekan kerjaku dikantor, dia dimutasi dari luar kota. Ga berselang lama setelah kepindahannya kami menjadi dekat karena satu divisi yang sama. Yang bikin kami dekat sebenarnya adalah "pekerjaan" yang memang full event dengan banyak sekali tugas yang harus dikerjakan.Â
Kerja keras, tekun dan tak kenal lelah, membuatku kagum. Bahkan saat dia pingsan karena hanya tidur 1 jam setelah mengerjakan persiapan acara, membuatku merasa berempati. Entah karena itu atau yang lainnya, tapi aku rasa dimulai dari sana.Â
Setelah waktu itu berlalu kami memang menjadi dekat. Tetapi aku ga nyangka kalau tiba-tiba mengungkapkan sesuatu yang tak ingin aku dengar. "Tris, aku suyang kamu" ga ada angin ataupun hujan, dan saat itu aku ga menghiraukannya. Tapi seiring waktu berlalu entah kapan dia mulai masuk karena saat aku sadar dia sudah berada dalam hatiku. Sungguh aku merasa tersiksa.
Hingga disuatu kesempatan aku bilang kepadanya, kalau dia adalah ujian untukku. Karena aku tak mungkin menolak perjodohan  orang tuaku. Hingga tina-tiba aku tersadar, saat aku mulai menyukai Adi ada kebiasaan buruk yang hilang sebelum dia datang. Yaitu kebiasaan aku menunda Shalat. Tapi entah mengapa sekarang aku selalu sholat tepat waktu.Â
Hari ini aku tersadar bahwa kamu Allah kirim sebagai bentuk kebaikan yang tak mungkin ku miliki. Sakit hati ini, dan air mata ini mengalir setiap aku mengingatnya. Bahkan kerap kali dalam mimpi dia hadir dan bahkan dalam keseharian kepalaku selalu memikirkannya.Â
Aku coba ikhlas dan berdamai dengan keadaan ini. Hanya saja ada satu yang membuat aku merasa terluka, dia sakit dan berkata kalau umurnya mungkin tak akan lama lagi. Seandainya boleh aku meminta kepada Tuhan "biarlah aku yang pergi lebih dulu, karena aku ga akan sanggup ditinggalkan dalam keabadian"Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H