Mohon tunggu...
Carlos Nemesis
Carlos Nemesis Mohon Tunggu... Insinyur - live curious

Penggiat Tata Kota, tertarik dengan topik permukiman, transportasi dan juga topik kontemporer seperti perkembangan Industry 4.0 terhadap kota. Mahir dalam membuat artikel secara sistematis, padat, namun tetap menggugah. Jika ada yg berminat dibuatkan tulisan silahkan email ke : carlostondok@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jangan Asal Bongkar Jalur Sepeda

20 Juni 2021   14:55 Diperbarui: 20 Juni 2021   15:11 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 7. Pengamatan kecepatan kendaraan Jl. Sudirman -- Jl. Thamrin, Sumber: ITDP Indonesia

Pesepeda di ibukota baru-baru ini dihebohkan dengan pernyataan salah satu anggota DPR yang meminta agar proteksi jalur sepeda sudirman-thamrin dibongkar saja. 

Pernyataan yang datang dari pesepeda roadbike ini langsung ditanggapi oleh Kapolri dengan balasan akan mempertimbangkannya dan berakhir dengan nada akan membongkarnya. 

Hal ini tentunya menimbulkan kebingungan bagi pemerintah daerah, terlebih lagi kepada para pesepeda yang saat ini telah banyak mendapatkan manfaat dari jalur sepeda yang masih seumur jagung (bahkan belum selesai dibangun). 

Lantas bagaimana kita harus menyikapi isu yang berkembang ini, apakah pernyataan bongkar proteksi jalur sepeda ini valid atau bahkan justru melawan perundang-undangan yang berlaku?

Sejarahnya Jalur Sepeda Sudirman - Thamrin

Perlu diketahui, jalur sepeda yang terproteksi dari box tanaman ini tidak begitu saja dibangun di lapangan. Semua ini bermula dari trend bersepeda yang meningkat secara drastis pada saat awal-awal pandemi di pertengahan tahun 2020.

Gambar 1. Pesepeda meramaikan jalan sudirman-thamrin, saat itu masih belum diberlakukan CFD (14 Juni 2020). Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 1. Pesepeda meramaikan jalan sudirman-thamrin, saat itu masih belum diberlakukan CFD (14 Juni 2020). Sumber: dokumentasi pribadi

Kala itu, jumlah pesepeda meningkat bahkan hingga 1000% pada ruas jalan sudirman-thamrin[1]. Orang-orang mulai menyadari betapa pentingnya hidup sehat untuk menangkal COVID-19, dan sepeda adalah bentuk olahraga yang tidak hanya sehat tetapi juga menyenangkan. Semua kalangan mulai dari yang muda, anak-anak hingga lansia bersepeda. 

Namun, banyaknya pesepeda ini tidak diikuti oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai di jalan, sehingga pesepeda yang tewas di jalan pun juga tetap terjadi[2]. 

Gambar 2. Pesepeda yang bersepeda pada pop up bike lane, 13 Juni 2020, sumber: ITDP Indonesia
Gambar 2. Pesepeda yang bersepeda pada pop up bike lane, 13 Juni 2020, sumber: ITDP Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun