Mohon tunggu...
Carita Kang Maman
Carita Kang Maman Mohon Tunggu... Guru - Semangat itu hebat!

Carita Kang Maman adalah kumpulan pernyataan, kegiatan, pemikiran dan sisi lain KH. Maman Imanulhaq Carita Kang Maman akan menggali nilai keagamaan dan kebangsaan sbg sumber spiritual yang mampu mendorong tegaknya cinta kasih, persaudaraan, prinsip keadilan sosial, kemashlahatan dan kerahmatan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibu: Sang Pendidik Utama

4 September 2019   08:20 Diperbarui: 4 September 2019   08:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam surah Al-Nis' ayat 9, Allah Swt. berfirman, "Hendaklah mereka khawatir jika kelak meninggalkan keturunanan yang lemah, yang masa depannya mengkhawatirkan." 

Ayat tersebut memberikan sebuah tuntunan agar orangtua benar-benar bertanggung jawab untuk mempersiapkan keturunan yang kuat dan tangguh, baik secara fisik, intelektual, emosional, spiritual, dan ekonomi.

Tanggung jawab berat tetapi mulia itu terutama diemban oleh seorang ibu. Hadis yang berbunyi "Surga ada di bawah telapak kaki ibu", antara lain, mengisyaratkan bahwa kebahagiaan seorang anak sangat tergantung pada model pendidikan yang diterapkan sang ibu.

Jika dalam mendidik anak sang ibu melakukan hal-hal yang mengarah pada apa yang disebut sebagai "salah asuh, kurang asih, dan tidak diasah" (salah mendidik, kurang kasih sayang, dan tidak diasah penalaran-kepribadian-moralitasnya), maka yang terjadi justru kebalikan dari Hadis di depan menjadi "Neraka di bawah telapak kaki ibu".

Kenakalan remaja yang antara lain berupa penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan seks bebas merupakan "neraka" yang sangat mencemaskan orangtua. Dibutuhkan tanggung jawab yang serius (khususnya dari sang ibu) untuk mengatasi itu semua.

Dari rahim ibulah akan lahir generasi berkualitas yang berjiwa pemimpin dan mampu membentuk masyarakat (umat) yang jujur, mandiri, dan bertanggung jawab sebagai faktor penting untuk mewujudkan "baldatun thayyibtun wa rabbun ghafr" (Negara yang baik-sejahtera di bawah rakhmat Tuhan). 

Untuk itu, jika fungsi "(ke)ibu(an)" dianggap rendah dan para ibu dengan berbagai alasan melupakan kewajiban mereka dalam mendidik anak, maka generasi muda bagaimanakah yang akan mengisi kehidupan di masa yang akan datang?

Marilah kita mengambil hikmah dan pelajaran (i'tibar, lesson moral) dari keteladanan dua wanita mulia di atas, Asyiah dan Maryam. Wanita adalah "tiang kehidupan"; hancur tidaknya suatu kehidupan tergantung pada kualitas wanitanya.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun