Mohon tunggu...
Carissa Dian
Carissa Dian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemiskinan, Bumbu Pelengkap Ibu Kota

12 Desember 2017   01:34 Diperbarui: 12 Desember 2017   01:36 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: belantarajakarta.wordpress.com

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi merupakan permasalahan  yang cukup serius bagi suatu kota yang disinggahi. Persebaran penduduk yang tidak merata akan menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Salah satu contoh permasalahan yang sering terjadi adalah kemiskinan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin di Jakarta pada bulan Maret 2017 mengalami kenaikan yakni sebesar 389,69 ribu jiwa atau meningkat 0,02 poin jika dibandingkan pada bulan Maret 2016.

Peningkatan jumlah penduduk miskin dikarenakan meningkatnya angka Garis Kemiskinan (GK) bulan Maret 2017 sebesar Rp 536.546 per kapita per bulan, lebih tinggi dibandingkan dengan angka Garis Kemiskinan Maret 2016 sebesar Rp 510.359 per kapita per bulan. Data tersebut berhasil diperoleh dari BPS DKI Jakarta, Kamis (30/11/2017). Bahkan, Jakarta Timur, yang merupakan salah satu kota administrasi di DKI Jakarta, menyumbang angka cukup besar terhadap bertambahnya jumlah penduduk miskin di Jakarta.

Berbicara mengenai meningkatnya jumlah penduduk, tentu tidak terlepas dengan berbagai faktor pendorongnya. Beberapa faktor penyebab bertambahnya jumlah penduduk antara lain perkembangan IPTEK, pendidikan, pusat hiburan dan rekreasi keluarga dan lapangan pekerjaan. Namun faktor yang paling utama adalah urbanisasi. Para pendatang baru dari berbagai daerah berbondong-bondong ke ibukota. 

Banyak di antara mereka yang tergiur dengan kehidupan serba mewah. Namun, tidak sedikit para pendatang yang tidak mampu bersaing untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Akibatnya, tingkat pengangguran tinggi dan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Dalam hal ini, pemerintah tentu berupaya dengan membuat berbagai kebijakan yang dirasa mampu menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan yang dikerahkan antara lain pembinaan kompetensi berbisnis, pembukaan Balai Latihan Kerja, peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan, penyesuaian Upah Minimum Pekerja (UMP) serta pemberian subsidi dalam berbagai sektor.

Masalah utama dalam mengentaskan kemiskinan sejatinya bermula dari pola pikir diri terhadap kemiskinan. Pengentasan kemiskinan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat pun harus menyadari penyakit sosial tersebut. Oleh karena itu, untuk mengurangi angka kemiskinan yang sudah melambung tinggi, dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program pembangunan di berbagai sektor, terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.

Referensi

Jumlah Penduduk Miskin DKI Jakarta

(https://jakarta.bps.go.id/) Diakses pada tanggal 10 Desember 2017

Angka Garis Kemiskinan DKI Jakarta

(https://jakarta.bps.go.id/) Diakses pada tanggal 10 Desember 2017

Jakarta Dalam Angka 2017

(https://jakarta.bps.go.id/Publikasi/view/id/180) Diakses pada tanggal 11 Desember 2017

World Bank, 2003. Dasar-dasar Analisis Kemiskinan. Edisi Terjemahan. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Diakses pada tanggal 11 Desember 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun