Mohon tunggu...
Carerina Oktavia
Carerina Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biologi

Biologyy life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keragaman Hewan laut

5 Desember 2021   22:12 Diperbarui: 5 Desember 2021   22:30 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MAKROBENTHOS DI WADUK JATIBARANG

Carerina Oktavia Pramesta
Fakultas Sains dan Teknologi 

UIN Walisongo Semarang

E-mail: rinacarerina1@gmail.com 

Abstrak

Reservoir is a place on the ground that is useful for holding or storing river water. The reservoir in Jatibarang is used as a tourist spot. Human activity has increased because the reservoir is used as a tourist spot, it greatly affects the survival and existence of the biota in the ecosystem in the Jatibarang Reservoir. This research was conducted with the aim of knowing the abundance and diversity of macrobenthos found in the Jatibarang Reservoir, Kandri Village, Gunungpati District, Semarang City. The research method used is the observation method, namely direct observation and measurement in the field in the process of sampling and measuring physical and chemical quality parameters in Jatibarang Reservoir, Kandri Village, Gunungpati District, Semarang City. Based on observations, the highest temperature in the Jatibarang Reservoir is at station 2, the second is station 1 and the lowest is station 3. The highest pH is at station 2, the second is station 1 and the lowest is station 3. The most turbid area is at station 3. , station 2, and station 1. Dissolved oxygen levels at station 1, station 2, and station 3, and light penetration at station 1 is worth 21 stations 2 is worth 24.5 and station 3 is worth 34.5. Based on observations in the Jatibarang Reservoir, it was found that the highest diversity index was found at station 1 with a diversity index of 3.13, there were several varieties including Rabbit snail, Potamopyrgus antipodarum, Oncomelania, Mystery snail, Mitrella, and Atlantic oyster drill. The second diversity index is worth 3 with the diversity being Potamopyrgus antipodarum and Chinese mystery snail. The third diversity index is worth 2 with the diversity being Potamopyrgus antipodarum and Chinese mystery snail.

Keywords: Reservoir, Benthos, Physical, Chemistry 

Abstrak

Waduk merupakan tempat di permukaan tanah yang berguna untuk menampung atau menampung air sungai. Waduk di Jatibarang digunakan sebagai tempat wisata. Aktivitas manusia meningkat karena waduk tersebut digunakan sebagai tempat wisata, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dan keberadaan biota - biota yang berada pada ekosistem di Waduk Jatibarang tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman makrobenthos yang terdapat di Waduk Jatibarang Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode observasi yaitu pengamatan dan pengukuran langsung dilapangan dalam proses pengambilan sampel dan pengukuran parameter kualitas fisik dan kimia di Waduk Jatibarang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Berdasarkan pengamatan suhu yang paling tinggi di Waduk Jatibarang adalah di stasiun 2, kedua yaitu stasiun 1 dan paling rendah stasiun 3. pH yang paling tinggi ada di stasiun 2, kedua yaitu stasiun 1 dan terendah stasiun 3. Wilayah yang paling keruh yaitu pada stasiun 3, stasiun 2, dan stasiun 1. Kadar oksigen terlarut pada stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3, dan penetrasi cahaya stasiun 1 senilai 21 stasiun 2 senilai 24,5 dan stasiun 3 senilai 34,5. Berdasarkan hasil pengamatan di Waduk Jatibarang didapatkan indeks keanekaragaman yang paling tinggi terdapat di stasiun 1 dengan indeks keanekaragaman senilai 3,13 terdapat beberapa keanekaragaman diantaranya yaitu Rabbit snail, Potamopyrgus antipodarum, Oncomelania, Mystery snail, Mitrella, dan Atlantic oyster drill. Indeks keanekaragaman kedua yaitu senilai 3 dengan keanekaragamanya adalah Potamopyrgus antipodarum dan Chinese mystery snail. Indeks keanekaragaman ketiga yaitu senilai 2 dengan keanekaragamannya adalah Potamopyrgus antipodarum dan Chinese mystery snail.

  Kata kunci: Waduk, Bentos, Fisik, Kimia

Pendahuluan
Waduk adalah tempat di permukaan tanah yang digunakan untuk menampung atau membendung air sungai sehingga air yang terbendung saat terjadinya kelebihan air pada musim hujan dan bisa digunakan sewaktu-waktu. Kesediaan air waduk juga berubah-ubah saat musim penghujan air menjadi sangat melimpah begitupun saat musim kemarau air yang tersedia sedikit. Waduk dapat berfungsi sebagai pengendalian banjir.
Menurut Hidayah et al. (2016) waduk tersebut digunakan sebagai pengendali banjir, tempat pariwisata, kegiatan menangkap ikan, dan menurut rencana akan digunakan sebagai sumber air bersih melalui PDAM. Pemanfaatan waduk untuk berbagai keperluan kemungkinan dapat menurunkan kualitas air dari waduk tersebut.
Akumulasi masuknya bahan organik yang tinggi ke dalam ekosistem perairan waduk akan meningkatkan ketersediaan nutrien. Kandungan bahan organik yang tinggi dapat mendorong terjadinya eutrofikasi. Dampak lainnya dari bahan organik yang tinggi adalah penurunan konsentrasi oksigen terlarut bahkan sampai kondisi anoksik (Hopkins et al., 1994).
Salah satu kelompok organisme penyusun ekosistem laut adalah bentos. Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut dengan melekatkan diri pada substrat atau membenamkan diri di dalam sedimen. Mereka tinggal di dekat sedimen laut lingkungan dari kolam pasang surut di sepanjang tepi pantai ke benuat rak dan kemudian turun ke kedalaman abyssal. Daerah terkaya akan jumlah dan macam organisme pada sistem muara laut adalah daerah bentik (Hakim, 2009).
Hewan bentos relatif hidup menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan dimana akan diketahui seberapa besar pencemaran yang terjadi di perairan tersebut, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. Dimana bentos terus menerus terdesak oleh air yang kualitasnya berubah-ubah. Diantara hewan bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro (Kimball, 1983).
Hewan bentos dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh yang bisa melewati lubang saring yang dipakai untuk memisahkan
2
hewan dari sedimennya. Berdasarkan kategori tersebut bentos dibagi atas:
1. Makrozoobentos, kelompok hewan yang lebih
besar dari 1,0 mm. Kelompok ini adalah hewan bentos yang terbesar, jenis hewan yang termasuk kelompok ini adalah mollusca, annelida, crustaceae, beberapa insekta air dan larva dari diptera, odonata dan lain sebagainya.
2. Mesobentos, kelompok bentos yang berukuran antara 0,1 mm -- 1,0 mm. Kelompok ini adalah hewan kecil yang dapat ditemukan di pasir atau lumpur. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah molusca kecil, cacing kecil, dan crustaceae kecil.
3. Mikrobentos, kelompok bentos yang berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Kelompok ini merupakan hewan yang terkecil. Hewan yang termasuk ke dalamnya adalah protozooa khususnya cilliata (Lakitan, 1987).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman yang terdapat di Waduk Jatibarang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi yaitu pengamatan dan pengukuran langsung dilapangan dalam proses pengambilan sampel dan pengukuran parameter kualitas fisik dan kimia di Waduk Jatibarang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Hasil 

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di Waduk Jatibarang pada stasiun I diperoleh makrobenthos sebanyak 6 spesies, stasiun II diperoleh makrobenthos sebanyak 2 spesies, dan stasiun III diperoleh makrobenthos sebanyak 2, seperti terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa makrobenthos yang paling banyak ditemukan adalah dari spesies Potamopyrgus antipodarum yang berjumlah 13 dari total seluruh stasiun. Berdasarkan dan Grafik 1, dapat dilihat bahwa indeks keanekaragaman paling banyak terdapat pada stasiun I dengan indeks keragaman 3,13 kemudian stasiun II dengan indeks keragaman 3 dan yang paling sedikit terdapat pada stasiun III dengan indeks keragaman 2. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi fisik-kimia di perairan Waduk Jatibarang dapat mendukung kehidupan dari spesies Potamopyrgus antipodarum. Tinggi rendahnya nilai indeks keanekaragaman dipengaruhi oleh persebaran yang merata sehingga tidak menyebabkan terjadinya pengelompokkan makrobenthos yang sejenis. Menurut Verhaegen (2018), spesies ini merupakan salah satu contoh dari famili Tateidae. Spesies dari famili ini menyukai habitat air tawar dan muara, dapat ditemukan di bebatuan, di bawah akar pohon, dan si antara vegetasi atau detritus.
Makrobenthos Oncomelania, Mystery snail, Mitrella, dan Atlantic oyster drill hanya ditemukan pada stasiun I. Hal ini disebabkan karena spesies-spesies tersebut hanya hidup
dalam kondisi lingkungan yang memiliki faktor fisik-kimia yang baik seperti suhu, pH, kekeruhan, oksigen terlarut, serta penetrasi cahaya (Bai'un, 2021). Makrobentos Chinese mystery snail ditemukan pada stasiun II dan III. Menurut Missouri Department of Conservation, Chinese mystery snail merupakan salah satu contoh dari famili Viviparidae. Spesies dari famili ini dapat hidup di danau, kolam, sawah, irigasi, parit, dan bagian sungai yang tenang di mana terdapat substrat lumpur yang lunak.
Pada Tabel 2, dapat diketahui parameter fisik-kimia yang terdapat di Waduk Jatibarang pada stasiun I, stasiun II, dan stasiun III. Parameter fisik-kimia sangat mempengaruhi keberadaan makrobenthos dalam suatu perairan. Suhu pada stasiun I 37,1C, stasiun II 38,8C, dan stasiun III 35,9C Perbedaan suhu antar antar stasiun ini menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu jauh, hanya berbeda sekitar 1-2C. Suhu sangat berpengaruh terhadap organisme yang berada dalam perairan. Adanya perbedaan suhu meskipun tidak terlalu jauh sudah cukup berpengaruh terhadap metabolisme organisme air. Suhu optimum bagi perkembangan makrobenthos berkisar antara kisaran suhu 20- 30C. Pada kisaran suhu yang tinggi sekitar sekitar 33-50C menyebabkan terjadinya gangguan daur hidup (Rahman, 2009).
Derajat keasaman atau pH merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan di suatu perairan. pH pada stasiun I 8,92, stasiun II 8,93, dan stasiun III 8,68. Pada pH yang optimum

Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan pengamatan suhu yang paling tinggi di Waduk Jatibarang adalah di stasiun 2 yaitu senilai 38,8C, kedua yaitu stasiun 1 37,1C dan paling rendah yaitu 35,9C. pH yang paling tinggi ada di stasiun 2 yaitu 8,93, kedua yaitu 8,92 dan terendah yaitu 8,68. Wilayah yang paling keruh yaitu pada stasiun 3 yaitu 508 ppm, kedua yaitu stasiun 2 504 ppm dan ketiga yaitu stasiun 1 senilai 183 ppm. Kadar oksigen terlarut pada stasiun 1 senilai 6,5 mg/L, stasiun 2 senilai 6,7 mg/L, dan stasiun 3 senilai 5,1 mg/L, dan penetrasi cahaya stasiun 1 senilai 21 stasiun 2 senilai 24,5 dan stasiun 3 senilai 34,5.
Berdasarkan hasil pengamatan di Waduk Jatibarang didapatkan indeks keanekaragaman yang paling tinggi terdapat di stasiun 1 dengan indeks keanekaragaman senilai 3,13 terdapat beberapa keanekaragaman diantaranya yaitu Rabbit snail, Potamopyrgus antipodarum,
6
Oncomelania, Mystery snail, Mitrella, dan Atlantic oyster drill. Indeks keanekaragaman kedua yaitu senilai 3 dengan keanekaragamanya adalah Potamopyrgus antipodarum dan Chinese mystery snail. Indeks keanekaragaman ketiga yaitu senilai 2 dengan keanekaragamannya adalah Potamopyrgus antipodarum dan Chinese mystery snail.
Saran
Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang makroinvertebrata benthos yang terdapat di Waduk Jatibarang.

Ucapan Terima Kasih
Terimakasih kepada Pak Eko selaku penjaga dan pengelola di Waduk Jatibarang. Terima kasih kepada Ibu Lianah, Muhamad Akmal Surur, Muhamad Yusrun Niam, dan Muhamad Ramdhani Arfan yang telah memberikan bimbinganya sehingga dapat melakukan penelitian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun